Mohon tunggu...
Difa Rahma Melati
Difa Rahma Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Saya percaya bahwa melalui penyuntingan, saya dapat memperlihatkan kecantikan serta kompleksitas dari kehidupan di Dunia ini. Setiap suntingan yang saya buat adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat, mendalam, dan penuh empati kepada penonton. Meskipun masih belajar, saya selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan saya dalam seni penyuntingan. Setiap proyek yang saya kerjakan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru, memperluas cakrawala kreatif, dan memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana menyampaikan narasi melalui gambar-gambar yang berbicara. Apa yang telah saya buat bukan hanya sekadar kumpulan editan visual, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan dedikasi, semangat, dan keinginan untuk memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak terdengar. Melalui seni penyuntingan, saya berharap dapat menginspirasi, mengedukasi, dan membangun penghubung dengan orang-orang di seluruh dunia, sambil terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang seniman.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

" Dibalik Kertas: Asa yang Terkikis"

7 Agustus 2024   22:07 Diperbarui: 7 Agustus 2024   22:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Difa Rahma Melati

" Dibalik kertas: Asa yang terkikis"

Karya: Difa Rahma Melati

Hari ini semua berusaha

Mengeluarkan kemampuan yang telah lama dipendam

Mengeluarkan segala usaha tuk berguna dimasa depan

Mengeluarkan asa serta cita yang telah lama didambakan

Semua berjalan

Menuju ruang yang tak semua orang dapat memasukinya

Perlahan menunggu bel masuk tanda permulaan

Masuk dengan kaki yang sedikit bergemetar

Semua duduk

Hanya pena dan kertas buram peneman heningnya suasana

Walau bersama terasa sendiri raga berjuang dalam kesendirian

Menanti selembar kertas penentu akhir perjuangan

Semua tangan bergerak

Membuka kertas yang telah lama dinantikan

Membaca kata perkata

Menelaah dan menulis indahnya belajar

Semua berusaha

Walau kantuk terkadang mengganggu perjalanan

Hingga tak sadarkan bahwa bel akhir dibunyikan

Semua terkejut tapi apadaya kesempatan telah berakhir

Semua berjalan maju kehadapan penentu hasil akhir

Meletakkan kertas walau sedikit ragu dan ketakutan

Hingga mereka keluar dan sedikit bertanya akan hal yang telah terjadi

Merasa kecewa dan berusaha memperbaiki

Semua sadar akan kesalahan

Tapi tak jarang diantaranya berkata "Ya sudah"

Namun aku kan tetap menyadarkan

Bahwa yang gagal perlu bangkit tuk menyelesaikan UJIAN

Indonesia 305- 070824

Walau calon tapi semua berusaha tuk berjuang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun