Mohon tunggu...
Difa Rahma Melati
Difa Rahma Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Saya percaya bahwa melalui penyuntingan, saya dapat memperlihatkan kecantikan serta kompleksitas dari kehidupan di Dunia ini. Setiap suntingan yang saya buat adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat, mendalam, dan penuh empati kepada penonton. Meskipun masih belajar, saya selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan saya dalam seni penyuntingan. Setiap proyek yang saya kerjakan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru, memperluas cakrawala kreatif, dan memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana menyampaikan narasi melalui gambar-gambar yang berbicara. Apa yang telah saya buat bukan hanya sekadar kumpulan editan visual, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan dedikasi, semangat, dan keinginan untuk memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak terdengar. Melalui seni penyuntingan, saya berharap dapat menginspirasi, mengedukasi, dan membangun penghubung dengan orang-orang di seluruh dunia, sambil terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang seniman.

Selanjutnya

Tutup

Diary

"Merfourius, Apakah Kau Masih di Sana?" Apakah Kata Te Amo Cukup Untukmu?

5 Agustus 2024   16:20 Diperbarui: 5 Agustus 2024   16:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

fotografer:mexixio

Ini ceritaku waktu itu, sedikit sendu namun ku rasa aku sedang  bahagia

saat itu 15 Februari 2024

Saat Haflatu Wada , Generasi biru 2 diatasku

Hari ini kami sedang Bersama

Dalam acara yah... seperti perpisahan mungkin untuk menuju pintu mereka menyambut hidup baru

Beberapa special, namun beberapa terasa seperti biasa, bahkan ada yang sedikit menyedihkan

Terasa sakit, seakan ini tak pantas untuknya

Tapi bagaimana? Inilah hukum alam, saat kau melakukan hal seperti apapun itu, begitulah reaksi alam padamu

Berbaiklah dengan keadaan walau terkadang kau sedikit membenci itu,

Tenang akan ada waktu yang membuat mu sadar, betapa baiknya ia dan betapa berterima kasihnya kau padanya

Tentang kawan yang sedikit jauh jangkauannya dariku

Mungkin itu karena aku terlalu ,,, yahh begitulah

Saat aku ingin meperbaikinya, semesta menegurku, bahwa tak semua bisa kau lakukan semaumu

Terima kasih ku akui untuknya. Ia baik

Aku yang terlalu bingung dengan apa yang kurasa

Sedikit membaik, yah sedikit demi sedikit.

Terima kasih telah bersabar akan sikapku

Tentang beliau yang pernah ada dalam hidup, yang tiba tiba pergi, dan kemudian kembali lagi setelah 6 tahun mungkin.

Dulu kami dekat, tak terlalu dekat sih,  tapi yah,,, lumayan

Kami dalam satu kapal, kami dalam satu layar

Tapi saat itu beliau harus berlayar dengan kapal yang lain

Dan hari itu beliau datang kembali

Bukannya tak Bahagia, sangat Bahagia

Namun, mengapa ada hal yang berbeda/? Mengapa tak sama dengan yang dulu?

Mengapa kini canggung?

Apa karna kata cengkrama sudah semakin jauh?\

Yah rindu.

Dan hari  ini aku memberanikan diri untuk menyapa bahkan mengajaknya berfoto

Satu cekrik, dua cekrik, tiga cekrik

Dan disitu aku tersenyum

Dan yang terakhir . Te Amo

MERFOURIUS//// Aku Sayang.....

_Mexico, tempat yang belum pernah ku jajah hingga saat ini. aku berharap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun