Mohon tunggu...
Difa Rahma Melati
Difa Rahma Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Saya percaya bahwa melalui penyuntingan, saya dapat memperlihatkan kecantikan serta kompleksitas dari kehidupan di Dunia ini. Setiap suntingan yang saya buat adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat, mendalam, dan penuh empati kepada penonton. Meskipun masih belajar, saya selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan saya dalam seni penyuntingan. Setiap proyek yang saya kerjakan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru, memperluas cakrawala kreatif, dan memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana menyampaikan narasi melalui gambar-gambar yang berbicara. Apa yang telah saya buat bukan hanya sekadar kumpulan editan visual, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan dedikasi, semangat, dan keinginan untuk memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak terdengar. Melalui seni penyuntingan, saya berharap dapat menginspirasi, mengedukasi, dan membangun penghubung dengan orang-orang di seluruh dunia, sambil terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang seniman.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Petikan Harpa yang Kurindukan"

7 Juni 2024   14:39 Diperbarui: 7 Juni 2024   14:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petikan Harpa Yang Kurindukan

By: Difa Rahma Melati

Aku menuntut

Segala sesuatu yang berjalan tak sesuai dengan irama yang kubuat

Melodi itu terdengar nyata

Tapi lirik belum juga terbaca

Semua masih abu abu seperti sedia kala

Petikan harpa itu semakin pelan

Lembut tanpa mengusik suasana kalbu

Semakin ku dengar

Alunan itu membuatku masuk kejurang ketenangan

Ia ada diseberangku

Jari jemarinya sangat lentik

Kepalanya berayun ayun

Membuatnya semakin terlihat menikmati

Tak ingin ku mengganggunya

Karna aku ikut masuk dalam alunannya

Terima kasih untuk sang pemetik harpa

Waktuku terasa panjang dalam dekapan nada yang kau buat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun