Mohon tunggu...
Difa Lavianka
Difa Lavianka Mohon Tunggu... Lainnya - 🌵

Lets write

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah, Ibu Aku Rindu

21 Desember 2024   14:50 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:50 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit yang biru kelabu,  
Seorang anak melangkah dengan lesu,
Sambil menggenggam mimpi di jemari,
Walau sakit hati sudah jadi santapan sehari-hari.  

Ayah, Ibu... Siapa sangka jalan yang ku tempuh kini penuh duri,  
Demi cita-cita, perih di tapak kakipun aku telan  sendiri,
Aku hanya punya semangat dan mimpi yang membara,  
Senyuman-mu beri aku semangat tiada tara .  

Ayah, Ibu...entah berapa kali aku jatuh dan terpuruk,  
Namun, teringat suara lembut yang pernah memeluk,
Ayah dan Ibu, apa kabar kalian hari ini?  
Aku lelah menghadapi dunia yang fana ini

Ayah, Ibu...Setiap malam ku kenang selalu wajah tulus kalian,  
Berharap mimpi itu menjadi kenyataan.,
Namun aku terbangun di pagi hari dengan sendu,  
Menyadari itu hanya mimpi indah yang berlalu.  

Ayah, Ibu... Kehidupan orang dewasa sangatlah keras,  
Bolehkah aku menangis sambil berteriak keras?
Dalam tiap langkah, ada bisik cinta,  
Dari dua jiwa yang kini di surga.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun