Penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia yang semakin meluas telah menggerus pendapatan para pekerja informal atau buruh harian. Banyak yang kini tak punya penghasilan karena adanya kebijakan physical distancing yang mengharuskan masyarakat tetap berada di rumah. Sehingga yang kini dihadapi bukan hanya virus corona, tetapi juga hilangnya pendapatan masyarakat.
Menurut Kader Himpunan mahasiswa Islam (HmI) Komisariat FISIPOL UIR Cabang Pekanbaru,Difa Hendria Qadar, di tengah merebaknya wabah virus corona di Indonesia, diperlukan solidaritas sosial dan gotong royong yang tinggi antarmasyarakat, sehingga terbangun daya tahan ekonomi penduduk sampai ke level paling bawah di tengah pandemi Covid-19.
“Sekarang ini waktunya kita membangun solidaritas sosial. Ini hal yang penting ketika misalnya Pemerintah lamban memberikan bantuan kepada masyarakat yang paling terdampak Covid-19 secara ekonomi, di mana yang kaya membantu yang miskin, atau yang setengah mampu membantu yang kondisinya lebih parah,” kata Difa Hendria Qadar kepada Kompasiana.com, Kamis (7/5/2020).
Solidaritas sosial ini menurutnya perlu dilakukan secara sistematis. Kalau pun tidak, hal tersebut bisa dilakukan dari lingkungan terkecil seperti tetangga.
“Mulailah dari sekitar kita. Yang mampu membantu orang-orang di sekitarnya yang kesusahan. Bila ini dilakukan, masalah mereka bisa sedikit teratasi, meskipun tidak akan bisa semuanya. Sebab yang terkena dampak Covid-19 ini banyak sekali. Orang-orang yang tadinya berjualan di pinggir jalan sudah tidak lagi punya penghasilan karena adanya kebijakan physical distancing yang mengharuskan masyarakat tetap berada di rumah. Ojek online juga kesulitan mendapatkan penumpang. Jadi kita perlu berbuat apapun yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama,” ujar Difa.
Serta Menurutnya, upaya membangun solidaritas sosial ini perlu digalakkan mulai dari tingkat yang paling kecil seperti RT/RW.
“Di tengah lambannya respon Pemerintah dalam menangani Covid-19, solidaritas ini sangat penting. Tanpa didorong pun masyarakat kita sebetulnya sudah memulai. Misalnya Pemuda dan Mahasiswa yang banyak memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk rumah sakit, sampai ada yang memberikan bantuan makanan ke ojek online yang saat ini sedang sepi order,” ujar Kader HmI tersebut.
Tetapi menurut Difa bantuan swadaya masyarakat tersebut juga perlu diorganisasi, sehingga yang diberikan menjadi lebih tepat sasaran dan tidak tumping tindih.
“Di sini perlu peran Ketua RT/RW dalam mendata warganya yang paling terdampak Covid-19 untuk diberikan bantuan, kemudian menghimpun bantuan dari orang-orang mampu di lingkungan RT/RW tersebut. Kalau misalnya yang harus dibantu jumlahnya banyak, antar RT juga bisa berkoorinasi untuk saling membantu,” ujar Difa.
Penulis: Herman
Sumber: Kompasiana.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H