Kerusakan tanggul di kawasan Bagan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, menjadi ancaman serius bagi masyarakat setempat. Tanggul yang seharusnya menjadi pelindung utama terhadap banjir kini mulai mengalami keretakan dan kebocoran di beberapa titik. Menurut laporan dari warga setempat, kondisi ini semakin mengkhawatirkan, terutama dengan intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu belakangan. Jika tidak segera diperbaiki, kerusakan ini berpotensi menimbulkan bencana banjir yang dapat melumpuhkan aktivitas warga.
Banjir yang terjadi di Dusun VI hingga XVIII , Bagan Percut Sei Tuan, adalah akibat dari kerusakan tanggul yang dipicu oleh pembangunan hunian yang tidak sesuai oleh masyarakat setempat. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan permukiman, banyak masyarakat yang membangun rumah di area yang sebenarnya merupakan kawasan perairan atau rawa.
Pola pembangunan hunian yang tidak teratur juga turut menjadi pemicu utama kerusakan tanggul. Banyak masyarakat membangun rumah di sekitar kawasan perairan, bahkan di wilayah yang sebenarnya merupakan daerah resapan air. Pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang ini mengganggu aliran air sungai, membuat debit air yang menekan tanggul meningkat dan meluap ke daerah pemukiman.
"Sebelumnya memang sudah ada Program dari pemerintah, cuman sayangnya SDM warga masih rendah. Mungkin karena belum semua warga memahami pentingnya program ini atau merasa bahwa ini bukanlah masalah yang mendesak."Â ucap Pak Abdullah, Kepala Dusun
Jadi, meskipun tanggul telah dibangun sebagai langkah utama untuk mencegah banjir, permasalahan masih terus muncul akibat rendahnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan Bagan, Percut Sei Tuan. Ironisnya, upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur ini kerap kali tidak diiringi dengan sikap peduli dari warga. Masih banyak ditemukan kasus warga yang melubangi atau bahkan menjebol tanggul untuk berbagai keperluan, seperti membuat jalan pintas, membangun rumah, atau untuk saluran air pribadi. Perilaku ini secara langsung melemahkan struktur tanggul dan membuatnya lebih rentan terhadap kebocoran, terutama saat debit air meningkat.
Pemerintah daerah bersama pihak terkait perlu menginisiasi program sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan tanggul. Selain itu, penerapan sanksi yang tegas terhadap pelaku perusakan tanggul juga diperlukan sebagai langkah pencegahan. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, risiko banjir di kawasan Bagan dapat diminimalkan, dan infrastruktur tanggul bisa berfungsi sesuai tujuannya untuk melindungi daerah tersebut.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang dampak dari tindakan tersebut menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Dalam banyak kasus, warga tidak menyadari bahwa tindakan melubangi atau menjebol tanggul dapat memicu bencana banjir besar yang berpotensi merusak rumah dan infrastruktur di sekitar. Tanggul yang rusak tidak akan mampu menahan tekanan air yang kuat, terutama saat hujan deras atau ketika permukaan air sungai naik, sehingga mengancam keselamatan dan kenyamanan warga itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H