Seperti yang sudah di ketahui bahwa pada hari Minggu (15/01/2023) Yeti Airlines mengalami kejadian tidak mengenakkan. Pesawat tersebut terjatuh di pintu gerbang kawasan trekking Himalaya yang bertempat di kota wisata Pokhara, Nepal, berjarak 27 menit berkendara dari Kathmandu.Â
Dilansir dari media Time, setidaknya 69 dari 72 orang di dalamnya telah dipastikan tewas. Profesor Ron Bartsch, pakar keselamatan penerbangan dan pendiri Avlaw Aviation Consulting Australia, mengatakan kepada Channel 9 di Sydney bahwa dia yakin pesawat itu tidak berfungsi.Â
Kedekatannya dengan tanah membuat pilot terlihat seperti kecepatan mereka lebih tinggi dari sebelumnya, katanya. Dia juga meyakini bahwa kecelakaan tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan pilot.
Juru bicara Yeti Airlines Pemba Sherpa berkata penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki. Menurut para ahli, kecelakaan itu bisa saja disebabkan oleh mati listrik secara tiba-tiba, sementara laporan awal menunjukkan bahwa itu adalah masalah teknis.Â
Singh mengatakan bahwa meskipun "bandara dan kondisinya menantang", industri penerbangan Nepal memiliki catatan buruk dalam hal keselamatan dan pelatihan. Meski sudah dalam keadaan baik, dia menyatakan pesawatnya dilarang memasuki wilayah udara Eropa.
Kejadian tragis ini pun sempat terekam dari ponsel salah satu penumpang. Posisinya saat itu ia sedang siaran langsung sebelum akhirnya terlihat bahwa pesawat yang ia tumpangi terjatuh dan terbakar hebat.Â
"Doa untuk semua orang dan keluarga. tragedi yang begitu mengerikan," komentar salah satu warganet.
"Tidak bisa membayangkan orang terbakar hidup-hidup dan tidak ada jalan keluar," komentar yang lain.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H