Berdasarkan laporan yang dibuat oleh majalah TIMES Indonesia edisi 4 Oktober 2014 yang diambil dari plasticeurope, produksi plastik dunia mencapai 288 juta ton. Di Indonesia menghasilkan kantong plastik 4.000 ton/ hari setara dengan 16 berat Boeing 747 dan menghabiskan Rp 11 triliun. Angka yang sangat fantastis untuk mengkonsumsi kantong plastik. Ini baru kantong plastik belum ditambah dengan sampah botol plastik, sampah B3, sampah kesehatan, sampah rumah tangga dan jenis sampah lainnya.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) sebagai gerakan nasional yang mendorong semua stakeholder untuk bahu-membahu membuat gebrakan besar dan berkesinambungan terkait penanggulan sampah kantong plastik yang sudah menjadi momok dimasyarakat. Sejak 2013, sembilan organisasi dan dua orang perwakilan individu tergabung menjadi satu dan memberikan sumber kekuatan agar mimpi dan tujuan mencapai Indonesia menjadi negara yang bisa mengurangi sampah kantong plastik secara signifikan dapat terwujud nyata.
GIDKP memiliki 5 sasaran yaitu pemerintah, retailer, komunitas, akademisi, dan media. Bagaimana cara merangkul seluruh komponen pendukung dalam satu waktu? GIDKP berhasil mewujudkannya dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu, 5 November 2014 di markas komunitas Ciliwung Condet, Jakarta Timur. Komunitas Ciliwung Condet adalah keluarga working group GIDKP yang dengan lantang menyerukan pentingnya menjaga sungai dari segala bentuk kerusakan dan ingin menjadikan sungai sebagai salah satu wisata di Jakarta dan menolak sungai dari segala betonisasi yang merugikan masyarakat di pinggiran sungai.
Pukul 08.00 panitia sudah siaga menyiapkan segala kelengkapan acara. Dari konsumsi, goodie bag peserta dan tempat yang sedikit berbeda dari acara biasanya. Lokasi FGD Diet Kantong Plastik berada di pinggiran Sungai Ciliwung. Pendopo Komunitas Save Ciliwung Condet, lokasi yang kami pilih untuk memberikan atmosfir yang berbeda dari acara-acara sebelumnya. Panitia GIDKP ingin menunjukkan kepada peserta bahwa salah satu tempat yang terkena dampak langsung dari sampah kantong plastik adalah sungai. Salah satu sungai itu adalah Ciliwung.
Acara dibuka pada pukul 10.00 WIB. Berbagai tamu undangan hadir dan sudah memenuhi ruang pendopo. Tamu undangan berasal dari berbagai organisasi.Yang menarik adalah organisasi yang menolak kantong plastik di Bali, hadir dalam acara ini. Beberapa organisasi yang menyempatkan memenuhi undangan GIDKP adalah Earth HourIndonesia, Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Kiehl’s, Bye-Bye Plastic Bags Bali, Hilo Green Community, LeafPlus, The Body Shop Indonesia, Product Design Focus & Alem+, baGoes, Nol Sampah Surabaya, Ciliwung Institute, Indorelawan, Indonesia Business Link, dan tidak ketinggalan dari pihak pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Bappeda DKI Jakarta.
GIDKP sebagai pelaksana acara memberikan sambutan yang diwakili oleh Koordinator Working Group, M. Bijaksana Junerosano (Sano). “Kita ingin bersinergi dengan berbagai pihak karena organisasi seperti ini tidak mungkin berjalan tanpa dukungan pemerintah”, ucap Sano. Deputi KLHK, Pak Sudirman, juga turut memberikan sambutan di awal acara. “Ini momen yang sangat berharga bagi kita semua dapat bersama-sama membahas masalah lingkungan khususnya kantong plastik”, kata Pak Sudirman dalam sambutannya.
Di acara tersebut, ditampilkan seluruh video aktivitas komunitas-komunitas yang bergerak pada kampanye pengurangan kantong plastik. Diantaranya GIDKP dan Bye -Bye Plastic Bags. Dilanjutkan dengan presentasi dari GIDKP yang diwakilkan oleh Rahyang Nusantara selaku Koordinator Harian GIDKP dan presentasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada kesempatan yang baik ini, secara terbuka peserta dapat menyampaikan gagasan mengenai langkah yang dapat diambil untuk mengurangi sampah kantong plastik.
Sesi yang lebih menarik adalah focus group discussion, terdapat empat tema diskusi yaitu, insentif bisnis, riset & teknologi, kampanye & gerakan serta penegakan hukum. Masing-masing organisasi/ institusi memiliki fokus atau perhatian yang berbeda-beda dan diberikan kesempatan untuk bergabung dalam satu kelompok diskusi yang sesuai dengan bidang bisnisnya. Sesi ini memakan waktu sekitar 30 menit. Masing-masing peserta di setiap kelompok harus menyampaikan ide-idenya untuk mendukung gerakan pengurangan kantong plastik lebih masif.
Ulasan hasil diskusi disampaikan setelah istirahat siang. Setiap kelompok mendelegasikan perwakilan yang akan menjelaskan hasil diskusi dan solusi di setiap bidang. Semua materi dirangkum secara komprehensif oleh notulen yang terdiri dari para relawan Diet Kantong Plastik yang nantinya akan menjadi acuan pergerakan antar organisasi, institusi, lembaga dan komunitas.
Pada awal tahun 2015, pemerintah Indonesia akan mendeklarasikan Hari Tanpa Sampah yang akan dimulai pada tanggal 1 Januari 2015. Dirman, dari KLHK mengajak seluruh aktivis lingkungan untuk turut berpartisipasi dan mendukung dalam kegiatan tersebut dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat dan dapat dengan tegas untuk memilah dan memilih sampah agar sampah tidak menjadi masalah lagi.
Acara FGD yang diselenggarakan oleh GIDKP adalah langkah awal untuk menuntun dan mengintegrasikan visi dan misi seluruh komponen masyarakat yang ingin menciptakan Indonesia bebas kantong plastik yang selama ini selalu menjadi topik perbincangan karena dampak negatifnya yang dirasakan tidak hanya manusia tetapi juga alam dan hewan.
Ke depan, GIDKP akan merancang program lanjutan dari hasil FGD pada pekan lalu di tahun 2015. Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang turut mengambil peran dengan melakukan kampanye dan aksi-aksi di ruang publik, akan semakin memperkuat GIDKP untuk terus mendorong pemerintah agar mengeluarkan kebijakan, insentif dan sanksi tegas untuk menciptakan iklim lingkungan yang baik, khususnya pengurangan sampah kantong plastik. GIDKP juga terus mendorong ritel agar menjadi bagian dari solusi untuk tidak menggunakan kantong plastik lagi dan menggantinya dengan kantong berkali-kali pakai. (Adisa Soedarso)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H