Mala petaka diujung mata
Hari mendera semangat tidak pernah pudar
Wahai laksana ombak menghempas karang
Membentur keadaan, itulah pejuang. antara bertahan dan tidak akan pernah mundur
Meski kadang harga diri diinjak-injak semangat dipatahkan teruslah melangkah
Ujung tombak peradaban menyalurkan ilmu dan harapan
Dimana letak keadilan, dalam satu ruang saja kita direndahkan
Wahai uang, kau memutus mata hati seseorang membuat muka menjadi dua
Sekolah tempat kita belajar segala hal tidak terkecuali karakter dan kejujuran
Kini harapan itu patah, tak kala sang kepala melakukannya
Dimana lagi harapan hidup akan keadilan, tumpah dara sang leluhur seakan terbuang percuma.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!