Guy Debord mengatakan, jika semua sisi kehidupan kini menjadi komoditi, dan semua komoditi jadi tontonan. Coba liat keluar sana, udara dicemari kemudian diciptakan tabung-tabung oksigen dengan daya tawar bahwa itu adalah udara segar yang ketika menghirup serasa di pegunungan. Masyarakat hidup dengan mengontrak tanah dan air saja harus membeli. Sumber daya alam diperkosa untuk diperjual belikan, lalu diganti dengan gambar pemandangan yang memanjakan ilusi.
Tumbuhan-tumbuhan diperjual-belikan, dengan bangga si pemilik beraneka macam tumbuhan menanamnya di pelataran rumah mereka. Dengan menggelembungkan dada menganggap merekalah yang sebenarnya cinta pada kelestarian lingkungan. Betapa tidak sadarnya mereka bahwa sebenarnya telah disulap menjadi mahluk konsumtif yang mengoleksi tanaman demi sebuah citra. Mall-mall dibangun menjulang tinggi yang menjadi kurungan demi menghidupi budaya massa yang konsumtif. Pasar para pedagang kaki lima ditendang sejauh mungkin demi ekspansi sirkulasi ekonomi yang stabil dan berlipat-lipat.
Oleh karena itu saya lebih memilih menjadi orang yang gila. Berupaya menunggangi diri sendiri dengan adonan pemikiran kritis. Bahwasanya kesadaran dari orang gila seperti saya akan lebih mudah menguliti pembodohan dari politik citra iklan yang berkembangbiak dimana-mana.
Aduh sial, saya lupa menghidupkan Handphone kembali.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H