Pernah dengar Aplikasi Salaman? Singkatan dari Selesai Dalam Genggaman. Jika tidak, kita sama, tapi itu 2 tahunku yang lalu, Oktober 2020. Awalnya aku juga tak tahu, semua berawal ketika anak pertamaku lahir. Harus bikin akte dong! Tapi, gimana ya caranya? Karena tak paham dan juga belum pernah, akhirnya jurus seribu umat pun dilakukan.Â
"Google, cari cara bagaimana membuat akte kelahiran di Kota Bandung" Perintahku pada google saat itu. Lalu muncullah banyak pembahasan mengenai Aplikasi Salaman, baik yang ditulis oleh Pemkot Bandung, maupun oleh pihak lainnya.Â
'Wow, ada aplikasinya, mudah dong, gak perlu kesana kemari nenteng fotocopy-an' gumamku saat itu.Â
Tanpa babibu, segera ku download, lalu log in sesuai perintah di aplikasi.
Seperti ini menu log in nya, kamu bisa login menggunakan NIK Kepala Keluarga, kalau baru pertama kali, artinya kamu harus mendaftar dulu. Â Setelah mendaftar, semuanya jadi terasa mudah, hehe.
Ada banyak menu & pilihan layanan administrasi kependudukan, menurutku kurang lebih seperti dukcapil versi online, karena didalamnya banyak formulir & hal hal lain perihal dokumen kependudukan.  Disana bisa untuk mengajukan pembuatan  Akta Lahir, KIA (Kartu Identitas Anak), Akta Kematian, Status Kewarganegaraan, dan hal hal lainnya, bisa cek sendiri ya.Â
Sepengalamanku, membuat Akta anak via salaman sangat mudah, tidak perlu kesana kemari, cukup mengunggah persyaratan yang diminta, lalu setelahnya pengajuanku sudah berada dalam antrian.Â
Saat itu, aku diminta untuk mengunggah data pelapor, data 2 saksi, KTP orang tua, buku nikah orang tua, surat keterangan lahir dan Kartu keluarga, serta mengisi formulir yang sudah tersedia di aplikasi, sangat mudah. Tidak ada kegiatan fotocopy saat itu hehe. Tapi, yang ada harus scan / foto dokumen, fotocopy zaman now lah ya.Â
Oiya, Bisa kita lihat juga update per lima menit data jumlah antriannya, canggih ya. Jadi, kita bisa tahu 'saingan' kita berapa banyak.Â
Tidak menunggu lama, besok malamnya, aku menerima notifikasi yang menginfokan kalau Akta kelahiran anakku sudah bisa di download. Yes! Tidak ada fisiknya, cukup di download.Â
Jadilah ngeprint sendiri, supaya mirip dokumen penting, tidak lupa juga kita laminating. Itu pengalamanku membuat Akta kelahiran anak di tahun 2020.
Lalu, di 2022 anak kedua ku lahir, aku instal lagi aplikasi salaman, berusaha untuk login kembali seperti sebelumnya, tapi password salah terus, padahal semua sudah sesuai, karena bingung jadi lagi dan lagi, Google time!Â
Setelah mencari tahu, rupanya aplikasi salaman tidak lagi digunakan. Entah mengapa, entah sejak kapan, dan entah sampai kapan. Yasudah karena membuat Akte tidak bergantung pada aplikasi saja, kita pakai jalur offline seperti yang sudah sudah.Â
Tak berselang lama, masih di 2022, ketika scrool instagram, aku menemukan sebuah berita yang inti nya adalah Pemkot Bandung kembali menggunakan aplikasi salaman untuk memudahkan masyarakat kota Bandung dalam hal kepengurusan administrasi kependudukan.Â
Wah, senangnya bukan main, segera aku instal lagi, dan log in. Yes! Kali ini berhasil, segera aku melakukan pengajuan untuk membuat KIA (Kartu Identitas Anak) kedua anakku.Â
Sama seperti pengalaman pertama, caranya sangat mudah, upload-upload, menunggu, dan diambil.Â
Untuk KIA, kita tidak mendownload nya, tapi mengambil ke tempat yang sudah kita pilih, disana sudah diberi pilihan tempat tempat untuk mengambil fisiknya/ kartunya. Nama tempat untuk mengambilnya adalah Geulis, singkatan dari Gerai Untuk Layanan Istimewa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Â
Lokasi Geulis tersebar di beberapa titik di Kota Bandung, aku pilih di Geulis DPRD Kota Bandung karena aksesnya mudah dan dekat dengan rumahku. Setelah sampai Geulis, aku diminta untuk menunjukkan Kartu Keluarga, sepertinya si admin butuh NIK kepala keluarga, atau mungkin NIK si anak.Â
Tanpa menunggu waktu lama, suara printer terdengar, setelahnya admin memberikan 2 kartu berwarna pink dengan identitas anak anakku didalamnya. Gemas sekali warnanya, pink!Â
Aku tidak tahu untuk kota lain, tapi aplikasi Salaman ini menurutku sebuah inovasi yang keren, karena dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan keperluan kependuduka nya. Dan tenang saja, untuk masyarakat yang belum terbiasa menggunakan aplikasi, masih bisa kok datang secara offline ke layanan kependudukan seperti biasa, setauku begitu:)Â
 Semoga bermanfaat:)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H