Jika tak salah, kita berbincang banyak mengenai pekerjaan, berbincang mengenai keluarga, saling bertukar informasi usia, dimana tinggal dan ah ntahlah, aku lupa. Namun first impression darinya masih ku ingat sebagai 'waktu yang menyenangkan'.
Baru kali itu, Jakarta -- Bandung terasa cepat, baru kali itu ku berdoa agar Jakarta -- Bandung bisa lebih jauh lagi sehingga waktu tempuh semakin lama dengan begitu aku masih bisa berbincang dengannya. Hahaha
Namun, pengumuman dibalik pengeras suara kereta menggugurkan angan, kita harus turun. Dan diturunkannya ransel beratku olehnya. Tak sempat ku berterimakasih, dia pergi seperti angina. Tak pamit tak menyapa, dasar laki. Ucapku wkwk.
Begitu tentangnya, tak mampu ku detailkan segalanya, biar saja ku rahasiakan sisanya, aku senang begitu. Hanya aku dan dia yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H