Mohon tunggu...
Dieny Rahmi
Dieny Rahmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Content Writer http://dienyrahmi.blogspot.co.id/ dienyrahmi02@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku, Ibu Kota, dan Kerja Pertamaku

5 Desember 2017   15:11 Diperbarui: 1 Februari 2018   10:48 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi - Pemandangan dari Jendela Kantor

Sebelumnya, aku fikir menjadi sarjana adalah segalanya, but that was absolutely wrong! Menjadi sarjana adalah bahasa lain dari 'welcome to another world'. Sebuah dunia lain, dunia baru yang akan dengan senang hati memberimu kebahagiaan, rasa pedih dan semua rasa yang sebelumnya belum pernah dirasakan.

Ngomong ngomong soal pekerjaan pertama, sebenarnya pekerjaan paling pertamaku adalah ketika duduk di bangku SMA, karena kecintaanku pada menulis, aku ikut bergabung dengan tim jurnalistik sekolah di sebuah surat kabar di kotaku.

Sebuah kota di Provinsi Jawa Barat. Disana aku memiliki banyak teman baru dari sekolah lain,pengalaman liputan yang mengesankan, dan kesempatan untuk menerbitkan tulisanku, dapat honor pula, tidak ada kata lain selain menyenangkan.

Dan inilah pekerjaan pertamaku saat ini. Setelah menjadi seorang sarjana Ilmu Komunikasi, mengirim lamaran kesana kemari belajar sendiri melelahkan otak dan hati, akhirnya doa dan usahaku dikabulkan-Nya.

Teman teman bilang aku beruntung, ada juga yang memberi selamat. Orang tuaku bangga. Tempat kerjaku saat ini bisa dibilang sebagai 'Top Ten' perusahaan yang diidamkan menjadi tempat kerja oleh Sarjana Komunikasi.

Akupun sangat bersyukur. Kini kamar kos dengan wifi kencang ditengah Ibu Kota menjadi tempat tinggalku. Bisa dihitung, sejak lahir hingga sebelum bekerja disini, baru kurang lebih 3 kali aku mendatangi Kota ini, itupun hanya untuk berlibur ke tempat bermain dengan banyak wahana itu. Tak ada sedikitpun niat dan minat dipikiranku untuk bekerja di Kota Jakarta ini, rupanya karena aku amat mencintai Kota dimana aku menuntut ilmu S1-ku.

Dan sekarang, 'here I'am', ditengah padatnya Kota Jakarta bekerja di Perusahaan Media impian banyak sarjana. Mulai menikmati situasi yang ada. Hari pertamaku masuk kerja kurang lebih satu minggu yang lalu, diawali dengan berkeliling ruangan dan bersalaman dengan orang orang yang sedang sibuk dibalik komputernya. Mengucap namaku berulang ulang dengan senyuman yang berulang, cukup menyenangkan.

Tidak ada yang salah dengan pekerjaan pertama ini. Dan tidak jauh berbeda dengan mimpiku selama ini. Bekerja dibalik meja dalam dunia Jurnalistik, menikmati setiap tulisan yang ada, menarikan jemari diatas keyboard beralas meja. Hari pertama, kakak kakak baik hati membantu dan memperkenalkanku pada pekerjaan yang harus dilakukan. Lambat laun aku belajar, dan sekarangpun masih belajar.

Yang masih baru bagiku adalah lingkungan kerja, orang orang yang ada disana, perbincangan yang terdengar ditelinga, tidak adanya orang berlogat sunda selain mamang siomay dikantin sana, serta sarapan yang selalu ku lewati.

Kedua orangtuaku bekerja di Rumah Sakit, begitupun dengan Kakak Perempuanku. Aku menyaksikan padatnya aktivitas mereka, Seragam yang berganti setiap harinya, dan lelah sesaat setelah jam pulang kerja. Disini? Aku bisa memakai baju favoritku setiap hari, menikmati setiap tulisan dipagi hari, dan membiarkan jemari menari diatas keyboard sembari menanti pulangnya mentari.

Disini, aku melakukan apa yang aku sukai! Beruntungnya aku.

Pekerjaan pertamaku, menjadikan aku seorang 'Magnae /'. Dalam Bahasa Korea Magnaeberarti yang paling muda, atau yang paling kecil, atau yang paling terakhir. Dan lengkaplah aku, usiaku termuda disini, jabatanku terakhir disini, dan yang kuharap hanyalah semoga akan datang maknae yang lain secepatnya, jadilah aku ada teman (smile!).

Tapi, bohong rasanya jika semuanya hanyalah membahagiakan. Nyatanya sampai detik ini semua orang yang aku temui adalah orang baru. Jadi, tidak salah bukan jika air mata dimalam kedua kerjaku mendesak untuk keluar. I have no one here. Lonely, like 2NE1's song.

Homesick yang level medium itu tidak bisa dihindari, kucing kucing dirumahku hanya bisa ku pandangi lewat foto dilayar ponselku, aaaaak Ibu, aku ingin pulang. Tapi, memalukan rasanya jika hanya mengeluh, harusnya aku bersyukur, diluar sana banyak yang berharap bisa rindu rumah, tapi tak bisa. Karena mereka selalu diam didalam rumah.

Pengalaman kerja pertamaku bukan soal perpindahan bangku kuliah ke tempat kerja, tapi perpindahan dari tempat tinggalku, bahasa sehari hariku, budayaku, makananku, segalanya berubah. Pengalaman kerja pertamaku mengajari banyak hal, dari yang kecil hingga yang luar biasa besar.

Tempat kerjaku semuanya dingin karena AC, hanya Toilet, tangga darurat dan kakak kakak saja yang tidak dingin.

Ditulis hari ini, minggu kedua di pekerjaan pertamaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun