Mohon tunggu...
Dienrapra
Dienrapra Mohon Tunggu... Penulis - writerpreneur

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka Hati Rara

10 Mei 2024   06:00 Diperbarui: 10 Mei 2024   06:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rara hanya bisa terdiam dengan mulut terkunci rapat. Rara senantiasa menahan untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya ingin Rara ungkapkan.

Seakan itu menjadi beban tersendiri bagi Rara. Rara saat ini hanya bisa pasrah dan diam tak berkutik.

Rara hanya bisa jalani saja apa yang sudah menjadi kehendak Tuhan. Segala pikiran yang ada  dalam kepala, Rara coba tepis dan hilangkan dari benaknya. 

Rara berharap semua akan baik-baik saja. Hal ini membuat Rara semakin merasa bersalah.

Rara hanya bisa menumpahkan segala kedukaan hatinya di atas sajadah. Rara berharap semua ini akan segera berlalu, berganti dengan hari yang lebih baik tanpa ada gundah gulana.

Rara tidak mau lagi memikirkan apa yang akan terjadi. Semua yang terjadi hanya karena Rara yang terlalu terbawa perasaan sehingga membuat pikiran menjadi kacau tidak terkendali.

Semua yang terjadi menjadi cambuk buat Rara untuk lebih berhati-hati dalam memikirkan sesuatu dan tetap tenang. Rara janganlah banyak mengeluhkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun