Mohon tunggu...
Dienrapra
Dienrapra Mohon Tunggu... Penulis - writerpreneur

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Lakukan Hal Terbaik untuk Anak Berkebutuhan Khusus

15 Agustus 2022   18:53 Diperbarui: 15 Agustus 2022   18:55 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendidik dan mengasuh anak sudah menjadi kewajiban setiap orang tua untuk mengetahui karakter anak dari sejak dini yang dapat mempengaruhi kehidupan masa depannya.  Setiap orang tua mendambakan seorang anak yang tumbuh dan berkembang normal, hanya saja ada anak yang memiliki keterbatasan atau hambatan yang biasa disebut anak berkebutuhan khusus. 

Anak berkebutuhan khusus memerlukan penanganan dan perhatian khusus, dikarenakan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan kondisi medis, kejiwaan dan/atau kondisi bawaan tertentu. Anak berkebutuhan khusus bukan berarti tidak pintar, tidak berbakat atau tidak mampu, akan tetapi memiliki tantangan khusus yang tidak dihadapi oleh kebanyakan anak lain.

Setiap anak yang lahir di dunia mempunyai bakat dan kelebihan masing-masing, ada beberapa anak yang memiliki keistimewaan baik segi fisik maupun psikis seperti anak berkebutuhan khusus. Anak istimewa ini memiliki kebutuhan khusus yang membutuhkan bantuan ekstra seperti masalah medis, emosional atau pembelajaran.

Kondisi dimana anak memiliki keterbatasan yang berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pendampingan yang tepat. Anak yang berkebutuhan khusus ditentukan oleh seperti misalnya antara lain:

- Pencapaian perkembangan fisik, mental dan intelektual maupun emosional yang belum terpenuhi.

- Makanan yang tidak diperbolehkan.

- Aktivitas yang tidak diperbolehkan.

Istilah berkebutuhan khusus umumnya beragam diagnosa mulai kondisi yang ringan sampai kondisi yang menjadi tantangan bagi orang tua dalam tumbuh kembang anak. Dalam hal ini diperlukan sebuah pendekatan seperti pendidikan inklusi yang berguna membangun lingkungan pendidikan yang terbuka bagi siapa saja, dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda termasuk anak berkebutuhan khusus.

Konsep pendidikan inklusi ini menempatkan anak berkebutuhan khusus atau disabilitas agar memiliki hak kualitas pendidikan yang sama.  Termasuk sekolah yang ramah, lingkungan yang nyaman dan keselamatan anak dalam proses pembelajaran. 

Oleh karenanya diperlukan adanya pendidikan inklusi pada sekolah reguler, namun pihak sekolah masih belum memiliki sumber daya manusia yang memadai dan sarana prasarana bagi anak berkebutuhan khusus. Maka dari itu perlu koordinasi dengan dinas pendidikan tingkat Kabupaten/Kotamadya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya para guru bagaimana cara mengenali anak.

Melakukan diagnosa terhadap anak perlu asesmen dari psikolog atau seseorang yang ahli dibidangnya, namun belum ada fasilitas rumah sakit yang mensupport bersama-sama saling membantu terlibat dalam pendidikan inklusi. Karena berbeda maka anak berkebutuhan khusus membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih spesifik.

Terdapat tiga faktor penyebab seorang anak berkebutuhan khusus yaitu antara lain:

- Faktor Internal, yaitu kondisi anak yang bersangkutan.

- Faktor Eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang membuat mengalami hambatan perkembangan dan belajar, seperti kekerasan rumah tangga atau trauma.

- Faktor Kombinasi, yaitu gabungan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya anak berkebutuhan khusus. 

Terapi anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh si anak. Maka dari itu perlu adanya konsultasi dengan dokter anak guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Pendampingan orang tua sangat diperlukan dikarenakan orang tua termasuk pihak yang paling mengenal anak. Orang tua disini dapat memberikan masukan kepada pihak terkait guna memastikan mendapatkan pendidikan yang terbaik bagi anak.

Semua keputusan dalam hal pendidikan atau terapi pada anak berkebutuhan khusus harus dibicarakan dan atas persetujuan dari orang tua terlebih dahulu.  Dalam mengenyam pendidikan, semua anak memerlukan bimbingan menjalani aktifitas sehari-hari.

Anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan perhatian, pendampingan dan keterlibatan orang tua lebih banyak, dikarenakan proses belajar yang dihadapinya lebih menantang. Dalam hal ini perlu adanya kesabaran yang ekstra dari orang tua demi perkembangan anak yang lebih maksimal. 

Cara asuh orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus memerlukan pendidikan khusus yang dapat memenuhi kebutuhannya, bertepatan dengan hari anak 2022 maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua antara lain:

1. Mempelajari lebih jauh tentang anak berkebutuhan khusus

Dengan mempelajari lebih jauh tentang anak berkebutuhan khusus dapat membantu orang tua mengurus anak lebih mudah. Semakin tahu kebutuhan anak, maka semakin baik dalam mempersiapkan diri membantunya.

Orang tua harus lebih terbuka terhadap anak dengan menerima apa adanya segala kondisi anak.  Diharapkan dengan sikap keterbukaan ini dapat mencari usaha dan cara yang tepat dalam mendidik anak.

Membaca referensi terpecaya dari internet atau berkonsultasi dengan para profesional yang memiliki keahlian terkait kondisi anak berkebutuhan khusus. Tanamkan dalam diri bahwa anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi.

2. Berpikir positif dengan memberikan bimbingan, motivasi dan perhatian 

Anak berkebutuhan khusus bukan berarti anak dipandang rendah, sebagai orang tua harus tetap positif menyayangi sepenuhinya. Kendalikan emosi dan hindari memarahi anak tanpa alasan yang jelas. 

Anak berkebutuhan khusus membutuhkan motivasi, bimbingan dan perhatian yang lebih dibanding anak lain pada umumnya. Hal ini dapat membantu anak berkembang jadi lebih baik dan tentunya butuh kesabaran yang lebih dari orang tua.

Memberikan kedekatan emosional kepada anak, jika terjalin kedekatan emosional yang tinggi akan membuat anak merasa aman dan terbuka pada orang tua. Melatih anak lebih disiplin sehingga anak lebih memahami dan menghormati aturan yang dibuat orang tua.

3. Tanamkan kepercayaan diri dan kemandirian pada anak

Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus hampir sama dengan anak lainnya yang memiliki ketrampilan tersendiri. Anak-anak tidak suka dianggap berbeda dengan anak lainnya, maka tumbuhkan kemercayaan diri dan kemandirian sehingga mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang lain.

Bicaralah dan mencoba memahami perasaan anak dengan menunjukkan kepedulian kepadanya. Buatlah anak menjadi tidak mudah menyerah menghadapi kegagalan nantinya dan akan membangun rasa percaya diri. 

Hindari hal-hal yang bersifat kekerasan dan usahakan memberikan pengertian kepada anak mengetahui mana yang boleh dilakukan dan yang tidak. Ketika anak melakukan kesalahan, lebih baik diberitahu jika apa yang dilakukannya itu salah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun