Mohon tunggu...
DIEN PUSPITAWARTI
DIEN PUSPITAWARTI Mohon Tunggu... -

MAHASISWA S1 FKIP UNS kampus VI.... aku tumbuh dengan diri ini sendiri ...ketika aku mencoba bisa,,akupun semakin yakin bhawa tuhan menyayangiku....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menata Pribadi Jempolan Masa Depan (KD 3)

1 Desember 2010   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai dengan tuntutan jaman, setahap demi setahap proses pembelajaran dan penangan kepada peserta didik mengalami perbaikan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pendidikan sangat penting karena memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peningkatan kualitas kehidupan. Pendidikan tidak hanya berlangsung secara sepintas tetapi juga seumur hidup dan berkesinambungan. Perlu adanya pembaharuan di segala bidang, baik dalam metode, strategi dan tekhnik pembelajaran. Hal tersebut diupayakan mengungat adanya kemampuan peserta dalam menerima ilmu yang berbeda-beda, sebagai pendik tentunya perlu memiliki kemampuan yang baik dalam penyampaian materi.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajarandapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik untuk mencapai tujuan yang bersifat implementatif. Sebagai contoh dalam inovasi pembelajaran yaitu pembelajaran kontekstual.

Pendidikan ditempuh khususnya untuk membentuk peserta didik yang kritis, kreatif dan problem solver. Semua itu dapat ditempuh dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk proses pembelajaran disekolah yang berperan paling banyak. Namun pihak orang tua juga tidak hanya berdiam diri menitipkan anaknya di sekolah tetapi juga tetap meberikan asuhan yang mendidik di dalam rumah dan pengawasan di luar rumah. Apalagi kemajuan teknologi dan komunikasi sekarang ini sangat canggih, jika oarang tua dan guru lalai maka akan terpengaruh hal-hal yang tidak baik pada diri anak. Kreatifitas juga perlu ditanamkan pada diri siswa untuk mencapai akltualisasi secara maksimal asalkan semua itu masih searah dengan norma yang berlaku.

Model pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif juga turut andil mencetak siswa berpikir kritis. Pembelajaran di sini tidak bergantung pada buku. Pembelajaran yang terpusat pada guru sekarang tidak lagi cocok diterapkan karena anak ditunut aktif dalam membuka jendela informasi seluas-luasnya. Kita juga harus mampu memfasilitasi siswa dengan segala rasa ingin tahunya, tidak dengan jawaban yang muluk-muluk tetapi dengan jawaban sederhana namun dimengerti karena jika sudah tertanam pikiran yang kritis maka anak akan mengembangkannya sendiri untuk memenuhi rasa ingin tahunya itu. Anak tidak boleh dibentuk dan dicetak, jika demikian ini dilakukan berarti kita telah membunuh hak anak untuk berkembang. Ditengah krisis moral yang melanda dunia sudah selayaknya bahwa pendidikan tidak hanya sebagai sarana memperoleh pengetahuan tetapi juga pembentukn karakter. . Yaitu pendidikan yang dasar pemikirannya bertumpu pada nilai-nilai moral-spiritual.

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Hendaknya antara otak kiri dan otak kanan memerlukan pelatiahan atau pengembangan yang seimabang. Untuk memastikan terjadinya pembelajaran optimal, kita harus memfasilitasi aktivitas pembelajaran yang melibatkan kekuatan dari kedua belahan otak. Idealnya upaya yang kita lakukan haruslah berfokus pada pembelajaran seluruh bagian otak. Kita juga harus ingat bahwa kreatifitas juga tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Anak yang memiliki kreatifitas memerlukan banyak bimbingan agar kemampuannya itu tidak sia-sia dan tetap sesuai dengan norma dan nilai.

Anak sangat diharapkan dapat berpikir secara kritis karena berpikir kritis akan memberikan arahan dalam melaksanakan pekerjaan dan berpikir. Lebih dari itu, berpikir kritis membantu dalam mengkaitkan suatu pokok permasalahan dengan lebih akurat. Anak yang kritis akan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan intelektual itu sendiri adalah daya upaya atau potensi untuk memahami sesuatu hal yang menggambarkan ekmampuan seseorang dalam berfikir atau bertindak secara abstrak, kesanggupan mental untuk memahami, mengamati, menghubungkan suatu kemampuan secara efektif.

Tidak hanya kritis tetapi juga kreatif. Berpikir kreatif juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian, konteks dengan tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot dan tanggung jawab yang menyertainya. Dengan demikian, tidak setiap kebaruan hasil karya dapat dengan serta-merta disebut kreatif. Yang dimaksud tanggung jawab di sini adalah landasan konseptual yang menyertai karya tersebut. Pikiran kreatifitas pada anak juga berbeda dengan orang tua, berpikir kreatif merupakan sifat yang komplikatif; seorang anak mampu berkreasi dengan spontan karena ia telah memiliki unsur pencetus kreativitas. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kreatifitas anak antara lain dengan cara membangun kepribadian, menumbuhkembangkan motifasi, mengendalikan proses pembentukan anak kreatif, mengevaluasi hasil dari berpikir kreatif.

Proses pembelajaran harus mengarahkan dan melatih siswa untuk menghadapi masalah, baik masalah pribadi maupun kelompok di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah untuk dipecahkan sendiri. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat penting bagi siswa dan masa depannya. Siswa dapat dikatakan sebagai problem solver apabila dalam belajar tidak hanya sekedar mengingat materi pelajaran, namun menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh, mempunyai kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan secara objektif. Selain itu siswa juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah . dan yang terakhir yaitu siswa dapat memahami hubungan antara apa yang dipelajarinya dengan kehidupan kenyataan dalam kehidupannya. Dengan adanya problem solver, suasana belajar akan lebih hidup dan berfikir kritis serta kreatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun