Mohon tunggu...
Dien Mahdi
Dien Mahdi Mohon Tunggu... Sales - Sampit - Kalimantan Tengah

Jangan Biarkan Waktu Berlalu Begitu Saja!!!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berlayar Satu Hari Satu Malam di KM Kelimutu Tujuan Sampit Surabaya

18 September 2020   15:03 Diperbarui: 18 September 2020   15:10 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"(Perjalanan dilakukan sebelum adanya pandemi)"

Jika ada yang bilang hidup ibarat berlayar di samudera luas, saya setuju. Sebab didepan apa yang akan dihadapi belum diketahui. Apakah itu ributnya angin atau ombak yang besar. Mungkin juga sebaliknya, hembusan angin sepai-sepoi atau liukan ombak yang menenangkan. Dari semua kemungkinan yang ada perasaan lega terasa jika bisa melaluinya.

Berawal dari telepon ponakan saya, biasa saya sapa Bro Asfi (gaul dikit,haha), keinginan untuk kuliah di Pulau Jawa dan kebetulan saya juga ada jatah cuti kerja satu minggu yang maunya waktu luang kali ini mendapatkan kembali hal baru yang belum pernah saya dapatkan.

Sembari berpikir mode transpotasi apa yang akan kami tempuh untuk menyebrang pulau, saya menghitung-hitung kembali budget yang pas buat dompet untuk perjalanan kali ini. Maklum saja, kami bukanlah orang berada. Saya hanyalah karyawan biasa dan ponakan saya juga dari anak seorang petani di salah satu Desa di Kalimantan.

Mode transportasi Kalimantan ke Jawa untuk saat ini ada dua pilihan, pertama lewat udara dan yang kedua lewat air atau Kapal Laut. Tentu saja kami memilih yang opsi kedua. Alasanya pasti dong ngirit..., perbandingannya jika saya naik satu kali via udara biayanya bisa buat saya pulang pergi naik kapal laut plus bisa buat jajan dong (haha). Alasan selanjutnya saya memilih via laut, sesuai dengan tujuan awal saya yakni hal baru yang diinginkan (belum pernah naik Kapal Laut). 

Mohon maaf, bukan artian mampu naik Pesawat ya ceritanya, jadi selama ini jika saya bepergian ke Pulau Jawa menggunakan pesawat, itu bukan biaya dari kantong saya ya kawan-kawan, melainkan perjalanan dinas dari kantor tempat saya bekerja. Perlu diketahui... (hehe)

Pilihan sudah kami sepakati, maka berangkatlah kami ke kantor perwakilan PT.Pelni untuk mengetahui jadwal keberangkatan Kapal. Waktu itu jadwal kapal yang berangkat adalah kapal KM.Kelimutu dengan tujuan Sampit - Surabaya. Biaya tiket sekitar Rp. 120.000 - Rp.650.000 tergantung kelas. 

Kami ambil kelas ekonomi, selain hemat juga bisa banyak ketemu orang-orang baru nantinya. Kenapa tujuan kami Surabaya? Itu karena ponakan saya yang mau kuliah ini, kuliahnya di Kota Malang. Jadi pelabuhan terdekat ialah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Perlu diketahui kawan-kawan, kapasitas KM.Kelimutu ini 1.000 penumpang, namun saat kami berangkat kapasitasnya dikurangi karena adanya renovasi pada ruangan penumpang. 

Hari masih pagi sekitar jam sembilan kami dipersilahkan untuk memasuki kapal. Sembari masuk ke dalam kapal dan berdesakan saat  dipintu masuk, ada beberapa porter juga yang menawarkan jasanya untuk angkut barang bawaan penumpang. Kebetulan bawaan kami hanyalah tas yang isinya pakaian, jadi tidaklah perlu menggunakan jasa porter. 

Selanjutnya kami penumpang diarahkan oleh petugas menuju lantai atas, entah berapa tangga yang sudah kami naiki, hingga kami memasuki ruangan yang disana sudah ada beberapa penumpang lain. 

Saya awalnya bingung seperti apasih ruangan yang akan kami tempati, apakah seperti naik bus ada kursi-kursi buat penumpang, atau seperti...  berangan-angan seperti hotel bintang (hahaa). 

Setelah masuk ruangan ini, ternyata salah... kami disiapkan tempat lumayan lapang, layaknya tempat tidur. Satu orang penumpang disediakan satu kasur (hhmmm lumayan enak). Ruangan juga luas, kira-kira satu ruangan tempat saya ada 20-30 penumpang.

Fasilitas juga saya rasa lengkap, tempat charge HP, TV juga toilet ada. Namun untuk fasilitas terakhir yang saya sebutkan saya rasa sudah sangat layak direnovasi juga. Jadi pengalaman sedikit kurang menyenangkan juga saat di Kapal (hehe). Teman saya pernah mengakatkan, "ada yang  kurang dari perjalanmu jika dilokasi perjalan kamu tidak BAB" entah itu guyonan ia saja saya juga masih cari tau (haha). 

Nah kebetulan waktu itu sore dan sebentar lagi magrib, teman saya ngajak buat sholat di musholla yang ada di Kapal. Nah saat inilah saya kebelet buat BAB, carilah saya toilet ternyata ada dipojokan sebelah kiri. 

Dalam toilet ternyata ada shower juga buat penumpang yang mau mandi, pikir saya boleh juga nih buat besok pagi jika sudah mau sampai,mandi dulu. Secara gitu loo..., gimana sih sensasinya mandi didalam kapal laut, laut lepas lagi (hehe). 

Saya menundukan pantat saya, lega rasanya kebelet yang tertahan sudah keluar, selesaikan...(hehe) apesnya kawan-kawan, toilet ini e'enya gak mau tenggelam disiram-siram beberapa kali... waduhhh... (dalam hati saya) perasaan diluar ada yang nunggu lagi buat antri masuk toilet. Karena sudah saya usahakan tetap saja tidak bisa, sayapun memutuskan menyerah dan keluar dengan wajah sedikit menunduk (diluar sudah ada Ibu Muda menunggu mau masuk ternyata, Haha). Maaf ya Ibu... maaf... banget.

Menurut reader salah siapa ya ketidak sengajaan kali ini (hihii)

Adzan magrib berkumandang, para penumpang yang beragama Islam sebelumnya diberitahukan lewat pengeras suara untuk shalat berjamaah, kamipun menuju mosholla yang ada diposisi kanan belakang kapal. Karena kami dalam perjalanan jauh, imam sholat menyampaikan bahwa kali ini sholatnya digabung bersama shalat isya (Jamak Taqdim).

Selesai shalat, kami memutuskan untuk tidak langsung keruangan penumpang, kami ingin menikmati suasana malam dan jalan-jalan melihat ruangan kapal lainya sembari berdiri di sisi pagar kapal menyaksikan deburan suara ombak pada malam hari. Penat kami jalan dan berdiri, kami memtuskan untuk minum kopi dan mengisap sedikit roko yang ada di Cafe kapal, "Cafe Pelni" namanya. 

Tak terasa malam sudah begitu larut, mata mulai "teriak-teriak" berontak minta istirahat seiring dengan lagu tembang kenangan dari "Vina Panduwinata - Selamat Tinggal Kekasih" yang diputar Abang penjaga Cafe. Duuhhh, protes saya dalam hati, kok lagu slow gini sih Bang yang diputar, jadinya ingat yang ditinggal kan saya,hehe. Padahal belum juga sampai tujuan.

Kepala mulai terasa berputar, saya sepertinya mabuk karena semakin malam ombak terasa makin besar. Sayapun memutuskan minum obat untuk mengurangi pusing kepala saya, beruntung waktu itu saya tidak sampai muntah-muntah (kalau muntah terulang lagi lah kejadian kurang mengenakan dari saya,hehe). Tak berapa lama kamipun tidur pulas.

Subuhnya kami terbangun untuk menyaksikan sunrise di tengah laut Jawa. Momen inipun tidak kami sia-siakan untuk ambil poto-poto.

dokpri
dokpri
Hari mulai siang, sekitar jam sembilan pagi Pulau Bawean sangat nampak terlihat. Ini juga jadi pertanda bahwa sebentar lagi kami akan sampai di Pulau Jawa. Tak berapa lama tiang-tiang jembatan Suramadu juga terlihat, dan pada sisi kiri terlihat juga Pulau Madura dan sisi kanan inilah Pulau Jawa yang kami tuju. Para penumpang sudah nampak rawut wajah semangat karena sebentar lagi kami sampai tujuan.

Benar saja, sekitar jam sepuluh lewat tiga puluh kamipun sampai dan sayapun menginjakan kaki untuk pertama kalinya di Pelabuhan Tanjung Perak. Disini kembali saya terkagum dengan kemajuan pembangunan Pelabuhan disini, sangat jauh berbeda dengan apa yang ada didaerah saya. Menurut saya untuk Fasilitas Pelabuhan penumpang disini dengan fasilitas Bandara didaerah saya saja waktu itu tak sebaik ini. Keren "Arek-arek Suroboyo"

Semoga pemimpin daerah kami yang ada di Sampit, Kalimantan Tengah, segera bergerak cepat untuk membangun ketertinggalan ini. Sesuai dengan mottonya "Bergerak Cepat Membangun Kotim".

Apalagi, beberapa bulan lagi daerah kami akan melakukan Pilkada untuk Bupati dan Gubernur. Semoga kita sebagai pemilih betul-betul memperhatikan visi misi dan track record pasangan calon, agar kedepan yang jadi pilihan kita mampu memajukan daerah kita. Aamiin...

Pagi-pagi saya mandi - untuk tampil keren menatap negeri - baca cerita dari Dien Mahdi - jadi semangat memperbaiki diri

Cahcahcah... haha

Salam Literasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun