Saya awalnya bingung seperti apasih ruangan yang akan kami tempati, apakah seperti naik bus ada kursi-kursi buat penumpang, atau seperti... Â berangan-angan seperti hotel bintang (hahaa).Â
Setelah masuk ruangan ini, ternyata salah... kami disiapkan tempat lumayan lapang, layaknya tempat tidur. Satu orang penumpang disediakan satu kasur (hhmmm lumayan enak). Ruangan juga luas, kira-kira satu ruangan tempat saya ada 20-30 penumpang.
Fasilitas juga saya rasa lengkap, tempat charge HP, TV juga toilet ada. Namun untuk fasilitas terakhir yang saya sebutkan saya rasa sudah sangat layak direnovasi juga. Jadi pengalaman sedikit kurang menyenangkan juga saat di Kapal (hehe). Teman saya pernah mengakatkan, "ada yang  kurang dari perjalanmu jika dilokasi perjalan kamu tidak BAB" entah itu guyonan ia saja saya juga masih cari tau (haha).Â
Nah kebetulan waktu itu sore dan sebentar lagi magrib, teman saya ngajak buat sholat di musholla yang ada di Kapal. Nah saat inilah saya kebelet buat BAB, carilah saya toilet ternyata ada dipojokan sebelah kiri.Â
Dalam toilet ternyata ada shower juga buat penumpang yang mau mandi, pikir saya boleh juga nih buat besok pagi jika sudah mau sampai,mandi dulu. Secara gitu loo..., gimana sih sensasinya mandi didalam kapal laut, laut lepas lagi (hehe).Â
Saya menundukan pantat saya, lega rasanya kebelet yang tertahan sudah keluar, selesaikan...(hehe) apesnya kawan-kawan, toilet ini e'enya gak mau tenggelam disiram-siram beberapa kali... waduhhh... (dalam hati saya) perasaan diluar ada yang nunggu lagi buat antri masuk toilet. Karena sudah saya usahakan tetap saja tidak bisa, sayapun memutuskan menyerah dan keluar dengan wajah sedikit menunduk (diluar sudah ada Ibu Muda menunggu mau masuk ternyata, Haha). Maaf ya Ibu... maaf... banget.
Menurut reader salah siapa ya ketidak sengajaan kali ini (hihii)
Adzan magrib berkumandang, para penumpang yang beragama Islam sebelumnya diberitahukan lewat pengeras suara untuk shalat berjamaah, kamipun menuju mosholla yang ada diposisi kanan belakang kapal. Karena kami dalam perjalanan jauh, imam sholat menyampaikan bahwa kali ini sholatnya digabung bersama shalat isya (Jamak Taqdim).
Selesai shalat, kami memutuskan untuk tidak langsung keruangan penumpang, kami ingin menikmati suasana malam dan jalan-jalan melihat ruangan kapal lainya sembari berdiri di sisi pagar kapal menyaksikan deburan suara ombak pada malam hari. Penat kami jalan dan berdiri, kami memtuskan untuk minum kopi dan mengisap sedikit roko yang ada di Cafe kapal, "Cafe Pelni" namanya.Â
Tak terasa malam sudah begitu larut, mata mulai "teriak-teriak" berontak minta istirahat seiring dengan lagu tembang kenangan dari "Vina Panduwinata - Selamat Tinggal Kekasih" yang diputar Abang penjaga Cafe. Duuhhh, protes saya dalam hati, kok lagu slow gini sih Bang yang diputar, jadinya ingat yang ditinggal kan saya,hehe. Padahal belum juga sampai tujuan.
Kepala mulai terasa berputar, saya sepertinya mabuk karena semakin malam ombak terasa makin besar. Sayapun memutuskan minum obat untuk mengurangi pusing kepala saya, beruntung waktu itu saya tidak sampai muntah-muntah (kalau muntah terulang lagi lah kejadian kurang mengenakan dari saya,hehe). Tak berapa lama kamipun tidur pulas.