Mungkin bagimu aku anak nakal yang tak membanggakan, selalu egois untuk pencapaian diri sendiri. Ngga pernah mikirin keadaan rumah, ngga mikirin buat bantu orang rumah.
Tapi boleh ngga aku ngasi alasan kenapa aku lebih suka di luar rumah?
Demi Allah aku pengen banget terus bisa bermanfaat buat orang sekitarku terutama orang tua dan keluargaku,Â
MAAF, Mungkin mindset menerbar kebaikan dengan cara membantu kesusahan orang lain, mengamalkan ilmu, ngabisin waktu buat hal baik bertentangan dengan apa yg kau mau.Â
Sekali lagi maaf,aku adalah anak keras kepala yang masi suka mempertahankan mindset demi tujuan akhirku.
Karna menurutku dengan adanya aku di rumah hanya akan menyakitinya dan lagi-lagi membuat dia marah. Dari awal aku ingin sekolah jauh tujuanku hanya itu menghindar dari menyakitinya dan menyakiti diriku sendiri.
Ku pikir keputusan untuk bermanfaat bagi orang sekitar akan membuatku bahagia dan bangga padaku, nyatanya kau tak pernah menunjukkan rasa bahagia dan banggamu terhadapku.
Boleh aku menangis dengan semua keadaan yang harus aku terima selama ini??Â
Mungkin bagimu pundakku kuat dg keadaan itu,
BIG NO!! aku anak lemah yang selalu butuh support di setiap apapun yang ku lakukan.
Berusaha berdamai dengan luka yang ntah kapan akan sembuh. Sekuat tenaga aku melupakan dan berusaha mengobati lukaku. Ternyata kau terus menerus melukaiku di bagian lain. Sampai rasanya aku ingin menyerah untuk mengobati lukaku sendiri.
AKU SANGAT MENCINTAI MU, DAN MENCINTAI LUKA YANG KAU GORES. Ntah kau merasa atau tidak dengan luka yang kau berikan.Â
Seberusaha itu aku membuatmu bahagia dan bangga padaku. Sampai sering kulupakan kebahagiaanku sendiri..
Hasilnya apa?? Sama, kau tetap melukaikuÂ
Tapi lagi cintaku tak pernah berkurang padamu, karna ku tau Ridha Rabb ku padamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H