Tangerang Selatan - SMA Jagat Arsy' gelarkan sidang karya tulis ilmiah  di Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy, Komplek Nusaloka BSD, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan pada Senin, (04/12/23). Program belajar berbasis research ini menjadi salah satu syarat kelulusan bagi siswa kelas XII SMA Jagat Arsy.
Research Based Learning (RBL) sudah menjadi tradisi di Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy sejak tahun 2017 hingga saat ini. Setiap siswa diwajibkan untuk melaksanakan pembelajaran tersebut dengan sebaik-baiknya guna memperluas wawasan mereka terhadap proses pembuatan sebuah karya tulis ilmiah.
"Sebelumnya RBL itu masih bernama PBL (Project Based Learning). PBL dalam teknisnya sama seperti RBL. Perbedaannya ada pada lingkup penelitiannya. PBL mengangkat fenomena umum, sedangkan RBL dikerucutkan dengan lingkup penelitian yang lebih kecil," jelas Salma, Guru SMA Jagat Arsy saat diwawancarai di Asrama Putri Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy pada Senin (18/12).
Lebih lanjut, seperti yang Salma katakan ketika 2017 RBL masih bernama Project Based Learning (PBL). Lingkup penelitian PBL mengangkat fenomena umum di luar lingkungan pesantren. Sedangkan RBL lebih dikerucutkan dengan fenomena terkini yang ada di dalam lingkungan pesantren agar para siswa dapat terlatih kepekaannya terhadap isu terkini yang akan mereka ambil sebagai topik penelitian.
RBL ini termasuk ke dalam kurikulum merdeka yang lebih menekankan pembelajaran dengan sistem 3P (project, product, dan perform).
"Sistem 3P ini merupakan salah satu dasar atau prinsip yang sudah masuk ke dalam RBL ini, karena di RBL ini terdapat project yaitu proses dalam pengerjaan RBL, lalu product yaitu hasil penelitian dan laporannya, serta perform dimana akan ada prosesi sidang dari laporan penelitian yang telah dilakukan," lanjutnya.
Selain itu, Salma juga mengatakan bahwa kegiatan RBL ini sebagai wadah kreativitas dan eksperimen ide siswa pada isu-isu sosial.
"Tujuan adanya RBL untuk menciptakan kreativitas, inovasi, dan riset supaya siswa bisa lebih bereksperimen dengan ide yang mereka dapatkan di lingkungan sosial. Jadi tidak hanya pembelajaran sains yang sering dipelajari tetapi juga pembelajaran sosialnya pun harus lebih diperdalam lagi," ujarnya.
Selanjutnya, seorang siswa kelas XII SMA Jagat Arsy berhasil menemukan topik penelitian yang menurutnya sudah pas, namun ia mengakui bahwa pada mulanya terasa sulit saat memikirkan topik apa yang akan ia ambil.
"Hal pertama sih pasti saya bingung nih mau meneliti apa dan apa yang bakalan saya buat. Tapi dengan adanya guru pembimbing yang mengarahkan, beliau mengatakan kepada saya hal apa yang saya suka, dan kebetulan saya merupakan mantan Presiden Jagat Arsy Student Cabinet (JASCA) atau lebih akrab disebut sebagai Ketua Osis. Nah dari situ lah yang menurut saya cocok untuk meneliti terkait organisasi  dan terbentuklah judul penelitian saya yaitu "Strategi Pengurus Jagat Arsy Student Cabinet (JASCA) dalam Membentuk Karakter Santri Melalui Program Harian," ujarnya, Muhammad Gilang Firmansyah, Siswa kelas XII IPA SMA Jagat Arsy saat diwawancarai di area sekolah SMA Jagat Arsy pada Senin, (18/12).
Lebih lanjut, menurut Gilang setiap siswa didampingi oleh satu guru pembimbing untuk memudahkan pemantauan step by step pembuatan karya tulis ilmiah. Namun ada pun beberapa kendala yang dikeluhkan oleh Gilang saat proses pengerjaannya diantaranya durasi waktu pengerjaan, guru pembimbing berhalangan, dan rasa malas.
"Selama ini sih paling kendalanya kalau udah nge-stuck di BAB 2 atau BAB 3 nah itu suka bingung harus ngapain kalau misalkan gaada guru pembimbing, jadi kita yang harus berusaha samperin dan cari guru pembimbing. Hambatan lainnya paling rasa malesnya itu sih yang harus selalu dilawan," ujarnya.
Selama proses pengerjaan RBL akan menemukan lika-liku yang harus dihadapi. Siswa kelas XII SMA Jagat Arsy ini sebagian besar dikatakan pemula dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Sehingga mereka harus lebih banyak mencari referensi artikel maupun jurnal, serta mempelajari teknik parafrase supaya tidak terjadi plagiarisme.
Faktanya, adapun feedback yang didapat pasca diselenggarakannya sidang RBL ini. Diantaranya bisa merasakan gambaran ketika sidang skripsi di jenjang perkuliahan nanti. Â
"Tentunya saya bisa mendapatkan pengalaman, terutama lebih ke menguji mental keberanian berbicara di depan orang banyak sih. Selain itu saya menjadi tau bahwa membuat karya ilmiah itu begitu penting ketika sudah masuk di jenjang perkuliahan kedepannya," ujarnya, Muhammad Gilang Firmansyah, Siswa kelas XII IPA SMA Jagat Arsy saat diwawancarai di area sekolah SMA Jagat Arsy pada Senin, (18/12).
Senada dengan hal tersebut, guru di SMA Jagat Arsy berharap dengan diadakannya syarat kelulusan berupa RBL ini mampu membuat siswa lebih teliti dengan bagaimana cara membuat karya ilmiah yang baik dan benar.
"Semoga dengan adanya RBL ini bisa membuat siswa terbiasa dengan how to making project, me-research sesuatu, lalu melakukan penelitian, mengolah data, serta membahas hasil penelitian yang didapatkan. Selain itu, semoga siswa SMA Jagat Arsy ini mampu bersaing di dunia nyata dengan memiliki kemampuan menemukan, eksplorasi, menyelesaikan masalah, dan tentunya menguji kebenaran dari pengetahuan yang diperoleh nantinya," ungkapnya.
(Penulis: Dien Fitria Nur Ramadhan / 11220511000001 / Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H