Mohon tunggu...
DiendiAD
DiendiAD Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   19:54 Diperbarui: 14 Desember 2023   20:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Relevansi Kalkulus Hedonistik:

Pengaruh Terhadap Utilitarianisme: Kalkulus Hedonistik tetap menjadi dasar bagi pemikiran utilitarianisme, meskipun varian-varian dan pengembangan telah muncul. Prinsip dasar memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan masih menjadi landasan bagi banyak teori etika utilitarian.

Perbandingan Antara Tindakan: Meskipun kontroversial, Kalkulus Hedonistik memberikan suatu kerangka kerja yang sistematis untuk membandingkan dampak kesenangan dan rasa sakit dari berbagai tindakan. Ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan etis dan evaluasi konsekuensi tindakan.

Pertimbangan dalam Kebijakan Publik: Konsep utilitarianisme, yang didasarkan pada pemikiran Bentham, telah memberikan dasar bagi pertimbangan etis dalam kebijakan publik. Pengambilan keputusan pemerintah dan legislasi dapat dipertimbangkan berdasarkan dampak keseluruhan terhadap kebahagiaan masyarakat.

Kontroversi dan Tantangan:

Kritik terhadap Reduksionisme: Beberapa kritikus menilai Kalkulus Hedonistik sebagai pendekatan yang terlalu sederhana dan mereduksi kompleksitas pengalaman manusia menjadi angka-angka, mengabaikan aspek-aspek penting seperti nilai-nilai moral dan spiritual.

Pertanyaan Mengenai Keadilan: Utilitarianisme, terutama dalam bentuk Kalkulus Hedonistik, sering kali dikritik karena potensi untuk mengabaikan hak-hak individu dan keadilan dalam upaya mencapai kebahagiaan keseluruhan.

Perdebatan Mengenai Pengukuran Utilitas: Kontroversi masih muncul seputar sejauh mana kesenangan dan rasa sakit dapat diukur dan dihitung secara objektif. Beberapa berpendapat bahwa pengukuran ini dapat bersifat sangat subjektif.

Tantangan dalam Menentukan "Kesenangan yang Tinggi": Meskipun John Stuart Mill memperkenalkan gagasan bahwa ada jenis kesenangan yang lebih tinggi daripada yang lain, tantangan tetap ada dalam menentukan standar objektif untuk menilai tingkat kualitas kesenangan.

Dengan segala kontroversi dan tantangan yang ada, Kalkulus Hedonistik tetap menjadi subjek perdebatan yang menarik dalam studi etika dan utilitarianisme. Meskipun telah mengalami kritik dan pengembangan, konsep ini tetap relevan dalam memahami prinsip dasar utilitarianisme.

Implikasi Kontemporer dan Pandangan Alternatif:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun