Mungkin bagi kalian yang pertama kali mendengar kata burjo,akan membayangkan sejenis jajanan yang didalamnya terdapat kacang hijau, beras ketan,dan beberapa potong roti tawar yang dituang dengan kuah dan diberi campuran susu dan sirup yang biasa kita sebut dengan bubur kacang hijau.namanya memang sama, tapi burjo yang kita bahas disini berbeda dengan yang saya jelaskan di atas. Burjo sendiri adalah sebutan warung makan yang banyak di kota jogja terutama di daerah sekitar kampus-kampus di jogja.saya sendiri juga tidak tahu asal-usul sehingga bisa dinamakan burjo, namun menurut asal usul sejarah burjo yang saya cari di internet, awal berdirinya warung burjo (bubur kacang ijo) merupakan suatu warung atau tempat makan yang hanya menyediakan bubur kacang ijo saja, tapi seiring berjalanya waktu serta kebutuhan untuk memajukan usaha, para pemilik warung burjo mulai menyediakan berbagai jenis makanan lainya. Dalam bentuk fisik sekilas burjo terlihat seperti warteg, namun dalam segi dekorasi ruangan burjo sangatlah berbeda dengan warteg, warung burjo biasanya didominasi warna merah atau kuning muda/cream pada setiap sudut ruangannya dan biasanya terdapat lukisan-lukisan brand suatu produk minuman kopi saset di berbagai sudut ruangan yang menambah ciri khas pada warung burjo sendiri. Didalamnya terdapat tempat duduk dan meja yang dibuat memanjang seperti meja bar yang dibuat mengelilingi dapur si penjual burjo tersebut. Mungkin hal itu sengaja di buat agar si penjual dapat lebih mudah saat mengantar makanan yang di pesan pembeli. Berbicara tentang makanannya, Menu yang ditawarkan di warung burjo sangat beragam dan yang pasti tidak menguras kantong bagi mahasiswa seperti saya.menu-menu makanan yang disediakan antara lain tante rebus (tanpa telur indomie rebus), tante goreng (tanpa telur indomie goreng), intel goreng (indomie telur goreng), intel rebus (indomie telur rebus), nasi telur. Nasi sarden, nasi goreng, magelangan,mie dok-dok dan masih banyak lagi menu yang lain, memang ketika mendengar sebutan tante goreng atau intel rebus agak sedikit jorok,tapi itulah yang membuat warung burjo unik dari warung makan yang lain. Sedangkan untuk minuman tersedia aneka minuman seperti es teh,es jeruk, kopi, soda gembira, dan lain-lain. Dengan uang Rp8.000.00 – Rp10.000.00 kita sudah bisa mendapatkan makanan ,minuman yang kita inginkan dan beberapa buah gorengan. Sedangkan menu yang paling laris terjual adalah nasi telur,karna disamping telur adalah makanan sehari-hari,nasi telur juga dapat di beli dengan harga relatif murah yaitu berkisar antara Rp5.000.00 – Rp6.000.00, sangat hemat ketimbang jajan di cafe-cafe yang mahal agar terlihat prestice. Dan enaknya lagi warung burjo biasanya buka 24 jam nonstop.!! Hal ini dilakukan dengan sistem pergantian pelayan (sift), untuk tetap melayani para pelanggan yang biasanya kebanyakan para mahasiswa yang sengaja keluar untuk begadang atau sekedar nonto bola sambil ngopi bersama teman-teman. Dan uniknya dari warung burjo, bila diperhatikan semua warung burjo menjajakan makanan yang hampir semuanya sama dan pelayan yang mayoritas dari suku yang sama. Saya juga bertanya tanya apa yang melatar belakangi keunikan tersebut.namun terlepas dari itu semua,saat ini warung burjo telah berkembang pesat dan menjelma menjadi salah satu tread mark atau identitas bagi mahasiswa kota jogja,dan menjadi “penyelamat” mahasiswa terutama mahasiswa luar kota yang belajar di jogja yang notabene harus mengatur keuangan mereka secara benar. Mungkin hanya itu yang dapat saya share dari pengalaman dan pengamatan saya terhadap fenomena warung burjo yang semakin menjamur di kota jogja,yang positif di ambil, yang negatif di buang,semoga kenyang :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H