Mohon tunggu...
Lutfi Nasution
Lutfi Nasution Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatiran Ndeso

Biasa aja ... Masih Belajar dan Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kementerian Transmigrasi Kini Tampil Beda

20 Januari 2025   07:41 Diperbarui: 20 Januari 2025   07:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi.DokumentasiPribadi)


Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyampaikan, Presiden Prabowo ingin Kementerian Transmigrasi bukan hanya mengurus soal perpindahan penduduk. Tapi juga diharapkan bisa menjadi penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan persebaran penduduk yang merata dan berdaya.

Menurut Wakil Ketua Umum DPP PAN, hadirnya Kementerian Transmigrasi secara mandiri, diharapkan bisa berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan mewujudkan swasembada pangan.

Mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini juga mengungkapkan, saya sebagai Wakil Menteri bertugas dan bertanggung jawab untuk membantu Pak Menteri.

Baca juga: Hari Desa Nasional

Jadi kami ini soulmate. Tugas saya membantu Pak Menteri. Fokusnya adalah agar Kementerian Transmigrasi ini dapat bekerja dengan baik, dengan efisien, efektif, dengan clean dalam rangka untuk menurunkan visi presiden menjaga persatuan, membangun kedaulatan, kemandirian, kemudian kepribadian, melalui program gotong-royong.

Perbedaan Kementerian Transmigrasi Dulu dan Sekarang

Aktivis Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) membeberkan, Kementerian Transmigrasi yang sekarang ini dengan paradigma yang baru.

Kalau paradigma yang lama itu, pusat sebagai steering and operating, sedangkan paradigma yang baru sekarang pusat sebagai fasilitator. Dulu sentralistik, sekarang desentralistik. Dulu top down, sekarang bottom up.

Pria kelahiran Kota Lamongan Jawa Timur ini menambahkan, dulu orientasi jumlah penduduk yang dipindahkan, sekarang orientasi peningkatan kesejahteraan di kawasan transmigrasi.

Jadi kalau dulu eksklusif, sekarang inklusif. Dulu sektoral, sekarang kolaboratif bekerja sama dengan seluruh kementerian dimana programnya ada di kawasan transmigrasi.

Kalau dulu prioritas pembangunan kawasan baru, sekarang pemberdayaan kawasan. Dulu merusak hutan dan lingkungan, sekarang pembangunan berkelanjutan.

Lebih lanjut, penghobi olahraga bulutangkis ini mengungkapkan, dulu fungsi dan tugas kementerian transmigrasi terpragmentasi, sekarang fungsi dan tugas kementerian transmigrasi terintegrasi dengan seluruh kementerian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun