Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar di Institut Kehidupan

Mengamati, merekam dan mengawetkan ingatan lewat catatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Punden Berundak di Kaki Gunung Gede Pangrango?

6 Januari 2025   13:09 Diperbarui: 6 Januari 2025   13:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan sebaran batu di lokasi yang mirip punden berundak di Cimungkad, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Foto: Diella Dachlan


Berbeda dengan punden berundak yang batas antara terasnya jelas seperti situs Lebak Cibedug, Banten dan kompleks Arca Domas di Cibalay serta situs Calobak di kaki Gunung Salak, Bogor (ada beberapa punden di kedua lokasi ini), situs ini sangat samar-samar batasnya.

Mengapa lokasi ini akan mengingatkan kita pada punden berundak? Di lokasi ini terdapat susunan sekitar 15-17 susunan batu menhir. Letaknya di lokasi terbuka dan paling tinggi dari arah pintu masuk utama di lokasi penangkaran Elang Jawa di kaki Gunung Gede Pangrango.

Lokasinya diapit dua tebingan curam dengan orientasi susunan batu ini timur barat dan menghadap ke arah Gunung Gede Pangrango.

Di kunjungan singkat akhir 2024 lalu (27/12/24), saya dan Bimo ditemani kawan-kawan peminat sejarah dari komunitas Jelajah Sejarah Soekabumi (JSS). Kami berusaha mencari sisa bentukan teras ke dua arah sisi menurun.  Jika ini betul punden berundak, biasanya kita akan menemukan dinding teras terbuat dari susunan batu bulat atau pipih, atau model tangga dari tanah.

Di salah satu sudut, kami menemukan susunan batu. Meski susunan ini tidak lagi utuh. Semak belukar menutupi beberapa susunan batu. Bahkan ada susunan batu yang muncul di sela-sela akar pohon tua.

Meski siang hari, situs ini cukup teduh dan cenderung gelap karena berada di bawah naungan kanopi pohon-pohon besar.

Punden berundak dengan teras yang biasanya berjumlah ganjil dipercaya merupakan tempat suci untuk menghormati leluhur. di Jawa Barat, punden ini bisa berada di tempat tinggi atau datar dengan menghadap ke arah gunung yang lebih tinggi.

Makam Max Eduard Gottlieb Bartels (MEG Bartles) senior, penemu spesies Elang Jawa. Foto: Diella Dachlan
Makam Max Eduard Gottlieb Bartels (MEG Bartles) senior, penemu spesies Elang Jawa. Foto: Diella Dachlan

Makam Penemu Elang Jawa

Yang menarik, sedikit di bawah "punden" ini adalah makam Max Eduard Gottlieb Bartels (MEG Bartles) senior (Bielefeld, 24 Jan 1871- Sukabumi, 7 April 1936). Beliau adalah peneliti berkebangsaan Jerman yang menemukan spesies Elang Jawa.

Ketiga anak beliau yaitu Dr Max Bartels Jr, Erns Bartels dan Hans Bartels mewarisi minat sang ayah untuk meneliti flora dan fauna. Anda akan bisa mengunjungi museum kecil di tempat ini. Cerita tentang keluarga Bartels ini pun tak kalah menarik. Tapi itu nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun