Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Napak Tilas Menelusuri Jejak Prabu Siliwangi

8 Mei 2017   20:36 Diperbarui: 19 Juni 2017   04:19 9562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi berlangsung di depan pagar perumahan Rancamaya (7/5/17)

Prasasti Batutulis menyebutkan jasa-jasa Prabu Siliwangi, yaitu antara lain menggali lombang (pertahanan) di Pakuan, membuat tanda peringatan (keagaaman) berbentuk gugunungan serta jalannya memakai batu (ngabalay), menetapkan hutan larangan (samida), serta serta membuat telaga suci yang bernama Rena Mahawijaya (nyieun sanghyang talaga Rena Mahawijaya). (Suryani, 2009, Danasasmita, 2003, hal 77, Danasasmita, 2014, hal 41)

Konon, prasasti ini dibuat 12 tahun setelah Prabu Siliwangi meninggal atau pada tahun 1533 oleh anaknya, yaitu Prabu Surawisesa atau yang juga dikenal dalam naskah-naskah tradisional sebagai Prabu Guru Gantangan atau Munding Laya (1533). Prabu Surawisesa adalah anak Prabu Siliwangi dari istrinya yang bernama  Mayang Sunda (Danasasmita, 2003, 2014 hal 58, hal 67)

Batutulis, kawasan bersejarah untuk menelusuri jejak kerajaan Pakuan Pajajaran
Batutulis, kawasan bersejarah untuk menelusuri jejak kerajaan Pakuan Pajajaran
Tokoh dengan Banyak Nama

Gelar lain Prabu Siliwangi yang tertera dalam prasasti Batutulis adalah Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pajajaran, Sri Sang Ratu Dewata atau Ratu Jayadewata  (Danasasmita, 2003, hal 40,  2014, hal 41). Setelah beliau wafat, gelar lainnya yaitu Prabu Guru Dewataprana dan Prabu Ratu (Suryani, 2009).

Kita kenal menjadi Siliwangi adalah karena nama raja resmi dalam Bahasa Sunda sering disebut wawangi. Siliwangi pun dapat berarti asilih wewangi yang menandakan berganti nama/gelar. Ini menurut versi Babad Siliwangi. Karena berganti nama atau gelar, maka Sri Baduga pun menjadi terkenal dengan nama Siliwangi (Danasasmita, 2003, hal 77).  

Semoga dengan mencantumkan informasi ini, Anda terhindar dari kebingungan yang saya alami waktu berupaya menelusuri jejak Prabu Siliwangi.

Cerita kematian Prabu Siliwangi ini yang masih perlu penelusuran.  Ada sumber yang menyebutkan beliau menghilang ketika dikejar tentara Islam, lalu menghilang kemudian menjelma menjadi harimau.  Dalam Purwaka Caruban digambarkan, Prabu Siliwangi pun digambarkan secara dramatis. Prabu Siliwangi disebutkan  wafat pada tahun 1521,dikuburkan di Rancamaya, sebelah tenggara kota Bogor (Danasasmita, 2003, hal 81). Namun di kalangan masyarakat Sunda, hal ini pun terus menjadi perdebatan.

Dongdong atau pikulan berisi penganan dan minuman
Dongdong atau pikulan berisi penganan dan minuman
Aneka jenis minuman dalam dongdong atau pikulan dalam napak tilas budaya
Aneka jenis minuman dalam dongdong atau pikulan dalam napak tilas budaya
Bukan Raja Pertama dan Terakhir di Kerajaan Pakuan Pajajaran

Prabu Siliwangi bukanlah raja pertama atau raja terakhir dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.  Menurut catatatan, kakeknya, Wastu Kencana, adalah raja  dengan pemerintahan terlama di kerajaan ini (1371-1475 atau 104 tahun),sedangkan Prabu Siliwangi adalah raja terlama kedua dengan masa pemerintahan 39 tahun (1482-1521).

Dari catatan Danasasmita (2003), ada 9 raja tercatat dalam Kerajaan Pakuan Pajajaran.  Raja pertama Kerajaan Pakuan Pajajaran adalah Bunisora  (1357). Kalau dari urutan yang disusun ini, maka Prabu Siliwangi atau Ratu Dewata adalah raja ke-4.  Sedangkan raja ke-9 atau terakhir yaitu Nusiya Mulya (1579), sebelum  kerajaan berumur 222 tahun ini runtuhnya kerajaan ini oleh tentara Banten.

Hanya enam peserta yang akhirnya dapat masuk ke Situs Badigul setelah menunggu dengan sabar dan rombongan telah bubar
Hanya enam peserta yang akhirnya dapat masuk ke Situs Badigul setelah menunggu dengan sabar dan rombongan telah bubar
Akhirnya Boleh Masuk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun