Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menapaki Jejak Serdadu Jerman di Megamendung

22 Januari 2017   19:19 Diperbarui: 22 Januari 2017   20:03 3666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plang "Situs Makam Jerman 4 km" ini cukup menggugah keingintahuan. Letaknya di sebelah kanan jalan, sekitar 500 meter dari Pertigaan Gadog, keluar Tol Jagorawi menuju Puncak.  "Vimala Hills" yang terdapat gerai kopi terkenal itu dapat menjadi patokan.

Pertanyaan pertama yang muncul di benak adalah "kok makam Jerman bisa ada di situ?".

Biasanya sepotong peninggalan dari masa lalu adalah keping dari narasi besar sejarah sebuah bangsa. Berbeda dengan kehadiran beberapa bangsa lain yang menjadi bagian sejarah perjalanan bangsa Indonesia, seperti Belanda, Portugis, Tiongkok, Arab dan lain-lain, hubungan Jerman dan Indonesia di masa lampau ini agak samar-samar.

Didorong rasa penasaran, maka kami pun memutuskan untuk mengunjunginya.

Gunung Pangrango yang tertutup awan
Gunung Pangrango yang tertutup awan
Plang situs Makam Jerman, 500 meter dari pertigaan Gadog
Plang situs Makam Jerman, 500 meter dari pertigaan Gadog
Rute yang Ditempuh

Makam Jerman ini terletak di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Karena akhir pekan adalah puncak kemacetan menuju Puncak yang sering bikin enggan. Sabtu itu (21/7/17) kami memutuskan sepagi mungkin berangkat. Dari Jakarta naik kereta ke Bogor. Setelah ditolak beberapa kali oleh taksi aplikasi, dengan alasan kuatir terjebak macet dan arah balik ditutup, maka kami sambung menyambung angkutan umum. Rutenya: Stasiun Bogor-Baranang Siang, lalu Baranang Siang-Ciawi dan Ciawi  - Cisarua dan turun persis di seberang Plang tanda. Belakangan baru tau ada rute angkot Ciawi-Pasir Muncang.

Tiba di plang sekitar jam 9 pagi, bertepatan dengan ditutupnya arus turun dari arah Puncak dan dibukanya jalur naik.

Dari lokasi ini ada pilihan naik angkot atau ojek. Kami memutuskan naik angkot Pasir Muncang hingga tiba pada tujuan akhir rute angkot tersebut di pasar. Dari pertigaan di pasar Desa Pasir Muncang, kami memutuskan berjalan kaki menuju lokasi, sekitar 2 kilometer.

Rute ini menyenangkan untuk berjalan kaki. Di beberapa titik terlihat hamparan sawah dan ladang berlatar belakang perbukitan dan pegunungan. Kadang terlihat lembah dengan sungai mengalir di dasar lembah. Sungguh sangat menyenangkan dipandang. Kami juga melewati kebun brokoli yang sedang berbunga. Hamparan bunga berwarna kuning ini tentu saja menjadi lokasi foto diri alias selfie.

Pemandangan di rute menuju Makam Jerman
Pemandangan di rute menuju Makam Jerman
Ladang Brokoli yang berbunga bisa cantik ya
Ladang Brokoli yang berbunga bisa cantik ya
Pohon Gadog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun