Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rawa Danau: Rawa Pegunungan Jawa yang Memukau

5 April 2015   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami  melewati cabangan sungai kecil. Menurut data Cagar Alam Rawa Danau, kawasan ini merupakan lokasi bermuaranya beberapa sungai, antara lain sungai Cimanuk (Cikalumpang), Cibugur, Cisawara, Cisaat, Cidangiang, Citeureup dan Cipadarincang. Sungai-sungai tersebut bersumber dari Gunung Karang, Gunung Parakasak dan Gunung Mandalawangi.

Sedangkan Sungai Cidanau, salah satu sungai terbesar di Provinsi Banten, mengalir dari kawasan ini menuju pantai utara dan bermuara di Pantai Teneng, Desa Sindanglaya, Cilegon.  Dari kawasan ini adalah kebutuhan air industri dan permukiman di Cilegon terpenuhi.

Di sepanjang perjalanan, rute kami kadang terhalang oleh batang pohon yang melintang, atau gulma air seperti eceng gondok yang memerlukan waktu untuk menyingkirkannya. Air di kawasan ini dipenuhi oleh gulma dan jenis algae.  Sebagaimana kawasan rawa pada umumnya, jarak pandang melihat apa yang ada di bawah permukan air tersebut sangatlah terbatas. Menurut Zaenal, pihak pengelola kawasan mengadakan pemeliharaan rutin membersihkan air dari gulma setiap dua atau tiga bulan.

Tak terasa sudah dua jam kami mengelilingi kawasan Rawa Danau. Kami sempat berhenti di bekas pos pembersih sungai yang sudah ditinggalkan. Menikmati alam sekeliling, mendengarkan suara-suara satwa, mengamati burung dan menikmati suara gemerisik semak-semak yang tertiup angin dan gemericik air.

Sudah ada beberapa upaya pelestarian sumber daya air dan keanekaragaman hayati di Cagar Alam Rawa Danau, misalnya imbal jasa lingkungan antara pemangku kepentingan air di hulu dan hilir yang digagas oleh Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC). Hal ini adalah salah satu upaya menggembirakan dan membangkitkan optimisme.

Kami merasa sangat beruntung bisa berkunjung ke Cagar Alam Rawa Danau. Sebagian besar pengunjung ke kawasan ini adalah para peneliti, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Itupun masih banyak aspek dari Cagar Alam Rawa Danau yang belum tuntas diteliti.

Data penelitian, bahkan informasi lengkap tentang Rawa Danau pun masih cukup sulit ditemukan di internet.  Kalaupun ada, informasinya masih terbatas di kalangan pemangku kepentingan dan belum dapat diakses masyarakat pada umumnya. Anda tertarik untuk meneliti di kawasan ini?

[caption id="attachment_407852" align="aligncenter" width="300" caption="Wajah penumpang perahu yang kelebihan beban"]

1428229890940683826
1428229890940683826
[/caption]

Tips mengunjungi kawasan Cagar Alam Rawa Danau:


  1. Karena kawasan ini masuk dalam kawasan cagar alam, untuk masuk ke lokasi ini, pengunjung harus terlebih dahulu mempersiapkan surat ijin masuk. Surat ijin masuk dapat diurus di Seksi Konservasi  Wilayah I Serang Jl. HTB Suwandi Gg Perintis III Telp. 0254 210968 Serang Banten.
  2. Menyediakan satu hari sebelum masuk kawasan untuk mengurus Surat ijin Masuk (Simaksi), berkoordinasi dengan staf Cagar Alam yang akan menjadi pendamping dan mengurus persewaan perahu (biaya sewa perahu sekitar Rp 300,000/hari). Perahu dapat menampung idealnya 4 orang penumpang.
  3. Idealnya menggunakan baju yang nyaman dikenakan, menyerap keringat dan membawa baju ganti. Menggunakan sepatu bot untuk melindungi kaki dari serangan pacet dan lintah, juga jika ingin turun menjelajahi kawasan kering yang berada dalam cagar alam. Membawa topi karena cuaca yang terik.
  4. Membawa cukup perbekalan makanan dan minuman, karena tidak ada tempat membeli makanan di kawasan ini serta membawa kembali sampah keluar dari kawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun