Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ayo Datang ke Flores (Bagian 1)

11 Oktober 2012   11:30 Diperbarui: 10 Mei 2016   13:18 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan dari Labuan Bajo, Foto: Riefka Dachlan

Flores, pulau seluas 14,300 km2 yang merupakan bagian dari propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mungkin masih kalah populer dari Pulau Bali.

Sebagian besar orang yang saya temui akan menyebutkan tiga hal yang paling populer di Flores yaitu 1.Komodo, 2.Danau Kelimutu dan 3.Rumah Bung Karno. Tetapi pada kenyataannya, Flores menawarkan lebih banyak pesona daripada tiga hal terpopuler tersebut. Nama Flores sendiri berasal dari bahasa Portugis berarti Pulau Bunga (Copa de Flores) memiliki pesona alam dan budaya yang luar biasa. Pulau ini adalah pulau ke-2 di Indonesia yang memiliki gunung api terbanyak. Jika Pulau Jawa memiliki gunung api aktif sebanyak 35 gunung, maka dengan ukuran yang lebih kecil, Pulau Flores memiliki 24 gunung api. Sebagian besar masih aktif! Dampaknya sebagian besar tanah di Pulau Flores ini sangat subur akibat  gunung api yang berjejalan ini. Selain itu nyaris tidak ada jalan lurus di pulau ini. Jalan antar kabupaten atau Trans Flores dibangun mengikuti lekuk-lekuk lereng dan meniti tepian tebing. 

Secara umum, NTT memiliki sekitar 566 pulau, dimana  134 pulau belum memiliki nama. Ada 14 kabupaten/kota di propinsi ini dan menurut kabar, akan ada pemekaran-pemekaran kabupaten lagi di NTT. Pulau yang cukup terkenal di NTT adalah Kepulauan Komodo dan Pulau Flores. Meskipun pulau-pulau kecil seperti Sumba, Adonara dan Rote juga tidak kalah cantik. Delapan pulau besar di NTT yaitu P.Timor, Pulau Rote, Pulau Sumba, Pulau Komodo, Pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Alor.

1349955276369896660
1349955276369896660
Adat dan Budaya 

Pulau Flores menawarkan pesona alam gunung dan laut, serta kekayaan budaya yang luar biasa.  Yang cukup mengagumkan adalah Pulau seukuran Flores memiliki setidaknya 10 Bahasa Daerah. Ke-10 Bahasa Daerah Flores ini antara lain Bahasa Lamaholot, Bahasa Kedang, Bahasa Nagi, Bahasa Sika, Bahasa Palue, Bahasa Lio, Bahasa Ngada, Bahasa Rembong, Bahasa Manggarai dan Bahasa Komodo (Sumber: Negara Flores di Mata Saya, Mansyur Kahrudin) 

Bagi Anda yang menyukai adat dan budaya, maka Pulau Flores mungkin tempat yang tepat bagi Anda. Meskipun terdapat desa-desa adat di sepanjang pulau Flores, namun Bajawa (Kab.Ngada) merupakan tempat yang cocok bagi penjelajahan desa-desa adat. Desa adat paling terkenal di Bajawa adalah desa Bena. Desa Bena ini memiliki sekitar 45 rumah tradisional dan aksesnya mudah dijangkau dari jalan. Tetapi yang tak kalah menarik juga adalah Desa Gurusina. 

Sedangkan jika Anda cukup suka bertualang dan tidak keberatan berjalan jauh, maka Anda bisa mempertimbangkan untuk mengunjungi Desa Belaraghi. Desa Belaraghi belum banyak dikunjungi. Hampir seluruh pengunjungnya adalah warga asing. Mengunjungi desa ini perlu persiapan fisik karena perlu jalan kaki 4-6 jam. Atau opsi paling dekat yaitu 1 jam dari titik drop mobil.

13499554871648466720
13499554871648466720
Desa Bena, salah satu desa adat di Bajawa, Kab.Ngada

Di desa-desa adat ini Anda bisa bermalam. Tentu dengan ijin kepala desa. Jangan lupa untuk menggali informasi dari the dos and the donts. Dan tetaplah berpikiran terbuka. Bagi Anda yang Muslim Jika ditawari daging babi atau ayam untuk persembahan yang dipotong dengan tata cara yang berbeda dengan tata cara Islam, maka tetaplah sopan. Atau informasikan di awal kepada tuan rumah atau pemandu Anda. 

Salah satu pemandu yang cukup sering mengantar tamu mengunjungi Bellaraghi adalah Wihelmus Doi yang berbasis di Bajawa(0852 39043771, wildoiyes@yahoo.com, www.welcome2flores.com) 

Desa lain yang cukup terkenal adalah Desa Todo dan Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai Barat. Desa Todo kini hanya memiliki satu rumah adat dari Sembilan rumah yang tadinya ada di desa ini. Memasuki desa Todo pun memerlukan tata cara khusus. Pertama, Anda akan diberikan kain adat untuk dikenakan. Dan titik masuk ke desa ini adalah dari ujung pohon beringin yang terletak berhadapan dengan desa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun