Dengan menulis puisi, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, karena mereka dituntut untuk memilih kata-kata yang tepat, mengatur struktur kalimat, dan mencari makna yang lebih dalam. Selain itu, puisi juga mendorong siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar mereka, karena puisi sering kali berhubungan dengan pengalaman pribadi, alam, serta kehidupan sosial. Setiawan, Aji, dan Aziz (2019) mengungkapkan bahwa puisi berbasis gambar juga dapat digunakan sebagai metode untuk meningkatkan literasi siswa, di mana mereka dapat menciptakan puisi berdasarkan gambar yang mereka lihat, sehingga dapat memperluas cara berpikir dan cara mengekspresikan ide.
Penguatan Literasi Melalui Pembelajaran Puisi di Era Society 5.0
Di era digital yang serba cepat ini, teknologi dan informasi berkembang pesat. Era Society 5.0 membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Society 5.0 adalah konsep yang dikembangkan oleh Pemerintah Jepang untuk membuat kehidupan manusia lebih mudah diatur melalui kemajuan teknologi. Namun, pendekatan ini didukung oleh pertimbangan humaniora, memastikan bahwa teknologi diimplementasikan secara seimbang (Kumorotomo, 2020; Holroyd, 2022). Meskipun demikian, pemahaman terhadap nilai-nilai sastra tetap menjadi hal yang penting. Menurut Razanah dan Solihati (2022), pembelajaran menulis puisi sangat relevan untuk menguatkan literasi di era Society 5.0 karena puisi mengajarkan siswa untuk lebih kritis dalam memilih informasi dan lebih kreatif dalam menggunakan media yang ada.
Selain itu, pembelajaran puisi yang berbasis teknologi juga dapat menghubungkan siswa dengan berbagai sumber referensi yang lebih luas. Misalnya, dengan menggunakan internet, siswa dapat mengakses berbagai contoh puisi dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya wawasan dan pemahaman mereka tentang puisi. Hal ini akan semakin meningkatkan keterampilan literasi mereka, baik dalam hal membaca, menulis, maupun memahami karya sastra.
Puisi sebagai Sarana untuk Mengembangkan Budaya Literasi di Sekolah
Pendidikan literasi di sekolah tidak hanya sebatas pada pengajaran membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan apresiasi terhadap berbagai bentuk karya sastra, salah satunya puisi. Dengan mengenalkan puisi sejak dini, siswa dapat terbiasa dengan berbagai bentuk ekspresi bahasa yang lebih kaya dan lebih bermakna. Menurut Putri et al. (2024), program cipta baca puisi di sekolah dasar dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan literasi di kalangan siswa. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar membaca dan menulis puisi, tetapi juga diajak untuk lebih memahami dan mengapresiasi keindahan bahasa dalam puisi.
Kegiatan seperti ini dapat mempererat hubungan siswa dengan karya sastra, serta membangun budaya literasi yang lebih positif di lingkungan sekolah. Pembelajaran puisi yang menyenangkan juga dapat menjadi jembatan untuk siswa agar lebih tertarik untuk membaca karya sastra lainnya, seperti novel, cerpen, dan drama, yang pada gilirannya akan meningkatkan minat baca dan menulis mereka.
Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Melalui Puisi
Meskipun puisi memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan literasi, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh pendidik dan siswa dalam pembelajaran puisi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman tentang cara mengajarkan puisi secara efektif. Sebagian siswa merasa kesulitan untuk memahami puisi karena kompleksitas bahasa dan struktur yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memberikan pendekatan yang tepat dalam mengajarkan puisi, seperti menggunakan puisi-puisi yang sederhana, serta memberi contoh konkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.Â
Selain itu, minat baca dan menulis puisi di kalangan siswa terkadang masih rendah. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya motivasi atau ketertarikan terhadap karya sastra. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan puisi, seperti menggabungkan teknologi atau seni visual dalam pembelajaran puisi. Setiawan et al. (2019) menyarankan penggunaan gambar dalam pembelajaran puisi sebagai cara untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis puisi.
Simpulan