Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gara-gara Judul Berita di Koran

18 Januari 2016   19:32 Diperbarui: 18 Januari 2016   19:32 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siap bang," jawab Agus. Tak lama setelah berdiskusi dengan Agus di ruangan Andri, datang rombongan wartawan. Mereka hendak mengkonfirmasi soal peristiwa yang terjadi. Namun, Andri belum mau komentar karena belum melapor ke Kapolres Kota Metro Selatan.

"Sebentar ya mas dan mbak, saya laporan dulu. Siapa tahu nanti beliau yang berkenan memberikan keterangan," jawab Andri yang membuat para awak media itu agak kecewa.

Para wartawan dari berbagai media yang ngepos di kepolisian itu pun keluar ruangan dan duduk di depan. Sebenarnya para wartawan ini sudah meliput di lokasi kejadian, namun masih membutuhkan keterangan polisi untuk melengkapi berita yang akan ditulis atau ditayangkan di televisi.

Apalagi mereka belum mendapatkan kejelasan apakah kejadian itu murni pembunuhan atau perampokan. Jika perampokan, berapa kerugian yang dialami pemilik rumah, apa saja yang hilang. Pemilik rumah belum bisa dikonfirmasi soal itu karena masih mengurusi dua karyawannya yang menjadi korban. Pemilik rumah meminta para wartawan bertanya ke kepolisian untuk data peristiwa itu.

Setelah menunggu beberapa jam, Andri kembali ke ruangan dan dicegat para wartawan itu. "Ayo masuk ke ruangan saja, saya jelaskan di dalam," ajak Andri yang masih didampingi Agus. Kemudian satu anggota juga masuk membawa berkas dan beberapa barang bukti.

"Terkait peristiwa yang terjadi di rumah milik Bapak Septian yang terletak di Jalan Nangka Nomor 85, RT 50 kami duga murni kejadian perampokan. Berapa pelaku dan bagaimana kejadiannya, kami masih melakukan penyelidikan. Kemudian korban meninggal atas nama Abdul, umur 48 tahun, mengalami luka bacok di kepala dan luka tusuk di perut. Satu lagi korban atas nama Ane, umur 25 tahun, masih dirawat di rumah sakit umum mengalami luka bacok di lengan," jelas Andri.

"Ini adalah kasus perampokan terbesar di kota ini sehingga kami akan bekerja keras mengungkapnya. Kenapa saya sebut kasus perampokan besar, karena ada korban meninggal dan kerugiannya mencapai sekitar Rp500 juta atau setengah miliar lebih. Yang pasti kasus ini masih dalam penyelidikan," ujar Andri menutup keterangannya.

"Ndan, apa saja barang yang hilang kok kerugiannya sebesar itu? Apa ada kemungkinan keterlibatan orang dalam?" tanya salah satu wartawan.

"Paling banyak perhiasan, kan korban dagang emas di toko. Masih kami rinci kerugian barang hilang. Kalau soal orang dalam, itu masih penyelidikan. Sementara itu dulu, nanti perkembangan di lapangan kami sampaikan," kata Andri.

Keesokan paginya, semua media menjadikan peristiwa itu sebagai berita headline. Judulnya pun dibuat besar-besar. Beberapa di antaranya berjudul: 'Perampok Bacok Satpam Gondol Uang Setengah Miliar', 'Satpam Tewas Dibacok Rampok, Kerugian 500 Juta', ' Rumah Juragan Emas Dirampok, Satpam Tewas Dibacok'.

Dua hari setelah kejadian itu, polisi belum mengungkap kasusnya. Namun ada beberapa petunjuk yang mengarah ke dugaan pelakunya. Unit Kejahatan dan Kekerasan berhasil mengidentifikasi mobil yang diduga digunakan pelaku. Mereka pun sedang memburu pemilik mobil itu melalui kerjasama dengan Satuan Lalu Lintas. "Mobil rental yang dipakai. Ciri-ciri penyewa sudah kami gambarkan," kata Hartono kepada Andri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun