Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dalang Pembunuhan Itu Mantan Pejabat

4 Januari 2016   12:52 Diperbarui: 4 Januari 2016   12:52 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kamu yakin itu uangnya Jhon? Tidak ada orang lain lagi yang menyuruh? Jujur jawab kalau tidak mau kami selesaikan,” tanya Rahman.

“Demi Tuhan Pak, apa yang saya ceritakan apa adanya,” jawab Nadi.

Rahman keluar ruangan. Nadi ditinggal dengan penjagaan Sofyan dan Teguh. Dia masuk ke ruangan lain. Rupanya di ruangan itu ada Jhon yang diikat tanganya di kursi besi. Di situ ada satu anggota polisi lain berpakaian preman.

“Siap Ndan. Masih bungkam,” kata Joe, polisi yang bertugas mengiterogasi Jhon.

Rahman mendekati Jhon yang sudah lemas dengan kepala tertunduk duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat. “Bos, temanmu sudah cerita semuanya. Tapi mereka semua sudah kami kirim ke neraka. Sekarang tinggal kamu, mau katakan siapa yang menyuruh atau menyusul ke neraka,” kata Rahman sambil menaikkan kepala Jhon dengan cara menjambak rambutnya.

“Ini tinggal kamu sendiri. Oh iya,  teman-teman korban malam ini berkumpul, dia mau menculik keluargamu. Saya masih bisa menahan mereka. Tapi kalau sampai jam 12 ini kamu diam, saya tidak bisa menahan kemarahan mereka,” tambah Rahman.

“Ampun Pak, jangan diapa-apakan keluarga saya. Ampun Pak,” kata Jhon memelas.

Joe menyiapkan rekaman. “Iya Pak saya yang mengajak teman-teman mengeroyok Pak Roshan. Saya yang membagi uangnya. Saya hanya disuruh Pak Abdul. Dia sakit hati dengan korban karena mengganggu pacarnya di karaoke (ladies). Dia pernah mengingatkan korban tapi malah ditantang dan dipermalukan di depan orang banyak,” ujar Jhon terbata-bata.

“Dia memberi saya uang 10 juta,” tambah Jhon.

Keterangan Jhon yang sudah direkam pun dianggap cukup. Rahman lega akhirnya bisa mendapat pengakuan siapa dalang di balik kejadian itu.

Tepat jam 11 malam, semua tersangka, Jhon, Nadi, Tio dan Rudi dikumpulkan kembali ke ruang tahanan. Saat satu per satu digiring ke sel, mereka semua kaget. Awalnya Nadi berpikir ketiga rekannya itu, yakni Jhon, Tio dan Rudi sudah dibunuh oleh polisi. Begitu juga dengan Jhon dan lainnya, juga berpikiran sama. Rupanya itu hanya jabakan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun