Mohon tunggu...
Sandiego Himawan
Sandiego Himawan Mohon Tunggu... -

ein Student in Medizintechnik und biomedizinischer Wissentschaftler

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Dunia yang Berbeda : Epilog

11 Oktober 2013   20:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oh ya Clar, beberapa tahun yang lalu sewaktu aku pulang ke Indonesia, aku bertemu dengan seseorang di Bandara Soekarno-Hatta. Waktu itu aku pulang bersama dengan Alice. Ia mengatakan padaku bahwa ia mempunyai seorang teman yang sedang bersekolah di Jerman dan mirip dengannya. Aku jadi ingat sewaktu aku melihat kamu malam ini.”

“Oh ya ? Siapa namanya ?”

“Hmm, sebentar-sebentar.. namanya itu .. mmm.. Bara !”

“Bara ??? Kamu serius ?”

“Iya, aku inget namanya Bara, dia tinggal di Bekasi”

“...”, Clara terdiam, pikirannya bersama Bara kembali menghampirinya namun ia merasa itu sudah berlalu. Baginya Bara adalah masa lalunya yang ingin ia lupakan. Beberapa saat kemudian, Albert dan Sabine berpamitan untuk pulang. Clara kembali sendiri di rumahnya dan ayahnya menelponnya, memberitahukan dia bahwa sebentar lagi ia akan pulang. Setelah membersihkan dapur dan ruang makan, ia merapikan kamar ayahnya. Di saat itu tanpa sengaja ia menjatuhkan sebuah dokumen yang berisi surat-surat ancaman dari Olav. Clara membacanya satu per satu. Tak lama kemudian, Pak Anwar sudah sampai di depan rumah. Merasa penasaran atas surat ancaman yang ia temui di meja ayahnya, ia segera menanyakannya kepada Ayahnya. Pak Anwar berpikir sudah saatnya ia memberitahukan semuanya. Malam itu disampaikannya kepada Clara, mengapa ia membawanya pindah ke Jerman dan kenyataan di balik kecelakaan Ibunya Bara.


3 September 2016


Sudah 7 Tahun berlalu sejak Bara terakhir kali bertemu dengan Olav. Hari ini ia ingin mengunjunginya di sel tahananannya yang berada di kawasan Jakarta. Bara mengenakan setelan jasnya disertai kartu identitasnya sebagai seorang Pengacara. Ia telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi dan sekarang ia bekerja sebagai Pengacara di kantornya. Kunjungannya terbilang cukup singkat, ia ingin melihat kondisi Olav saat itu. Para dokter yang menangani Olav menyimpulkan bahwa ia mengalami gangguan mental akibat kehilangan orang yang dicintainya. Saat ia ditahan ia merasa bersalah dan terlarut dalam kesedihannya hingga kesehatannya mulai terganggu. Keesokan harinya setelah Bara mengunjunginya, ia meninggal dalam sel tahanannya dengan tenang. Hari itu bertepatan juga dengan hari ulang tahun Patrice, gadis yang ia cintai.

Bara dan Ayahnya menghadiri pemakaman Olav. Mereka menaburi bunga di sekitar makamnya dan meninggalkannya beberapa saat kemudian. Tak jauh dari makam Olav tersebut, Bara melihat sebuah nama yang ia kenali terukir di atas batu Nisan yang agak kusam, Johann Werner Albert. Ia ingat nama tersebut adalah lelaki yang ia temui beberapa tahun yang lalu dan seketika itu ia terbayang wajah gadis yang bersamanya, yang mirip dengan Clara. Ia berharap suatu saat nanti ia dapat bertemu kembali dengan Clara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun