Setiap daerah tentu memiliki keunikan serta produk andalan yang mampu dijadikan ciri khas sehingga mampu mengembangkan perekonomian daerah, hal ini termasuk di Desa Bululawang yang berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selain mempunyai destinasi wisata, yaitu Kali Talang, Desa Bululawang memiliki sederet UMKM yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar, di mana salah satunya ialah kain eco print.Â
Turut menjadi bagian dari program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa Mitra Dosen melalui Program Matching Fund yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Dalam program tersebut dosen serta mahasiswa terjun ke lapangan untuk melakukan praktik pembuatan produk dan pemberdayaan kepada pelaku usaha UMKM.
Kain eco print sebagai bentuk suistanable fashion adalah bentuk dari warisan budaya Indonesia dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti dedaunan dan bunga. Bahkan dalam prosesnya pun dilakukan secara manual (menggunakan tenaga manusia) dan ampas sisa produksi dapat dengan mudah terurai. Hal inilah yang menjadikan kain eco print harus dikembangkan serta dilestarikan.
Pelaku usaha yang turut menjadikan kain eco print sebagai produk bisnisnya di Desa Bululawang ialah Bu Dhian Fatmawati. Bu Dhian telah mendirikan usaha kain eco print sejak setahun yang lalu. Dalam pembuatan produk kain eco print dilakukan di kediaman pribadi sang pemilik usaha, yaitu di Jalan Suropati Raya, Bulawang, Kabupaten Malang.
Dalam proses pembuatannya, Dian dibantu oleh satu pegawai dan terkadang dibantu pula oleh ibu-ibu yang tinggal di daerah sekitar. Dibuat secara manual sehingga pemilik usaha menerapkan sistem pre-order serta menetapkan batasan pesanan per harinya.
Proses produksinya pun terbilang cukup lama, pertama kain penutup/blinket diberi pewarnaan dengan menggunakan zat warna alami yang berasal dari tegeran, manggi, tingi, dan lainnya. Kedua, adalah membuat larutan mordant. Ketiga, kain dicuci terlebih dahulu, lalu kemudian direndam ke larutan mordant yang telah dibuat selama kurang lebih 30 menit.Â
Keempat, merupakan proses menghias, yaitu dengan menata daun dan bunga di atas kain, kemudian setelah proses menghias selesai ditutup oleh kain blingket dan setelahnya ditutup kembali oleh plastik dan diinjak-injak agar warna dapat daun dapat menempel pada pewarna dan berikutnya ialah proses penggulungan menggunakan kayu. Tahap terakhir, kelima ialah proses pengukusan selama dua jam.
Melihat proses yang cukup memakan banyak waktu, menjadikan produk kain eco print berbeda dengan yang lainnya  Adanya nilai dari produk tersebut mampu menjadikannya sebuah hasil karya yang dapat dikembangkan bahkan hingga mancanegara.Â
Dalam mengembangkan sebuah produk, salah satu hal yang dibutuhkan ialah kemampuan pengetahuan dari sumber daya manusia atau pelaku usaha dalam perihal mengatur sebuah sistem bisnis.
Maka dari itu, melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa Mitra Dosen melalui Program Matching Fund, mengadakan sebuah "Pelatihan Manajemen" yang terdiri atas pelatihan manajemen bisnis, produksi, sumber daya manusia, serta keuangan.Â
Tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk membekali para pelaku UMKM di Desa Bululawang agar dapat mengatur sistem dalam sebuah bisnis agar mampu mengembangkan produk yang dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H