Mohon tunggu...
Didy Windarlan
Didy Windarlan Mohon Tunggu... -

pelajar yang selalu ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gracias Senor Luis Milla...

28 Agustus 2017   15:43 Diperbarui: 28 Agustus 2017   15:58 2192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: skalanews

Setelah ratusan purnama absen, akhirnya gw mulai nulis lagi (kayak bagus aja tulisan gw). Sebagai supporter tetap Timnas Indonesia, kayaknya agak kurang aja kalo gw gak ucapin terima kasih sama pelatih Timnas Indonesia asal Spanyol, Luis Milla. Dengan serenteng CV yang dimilikinya gw agak heran kenapa Luis Milla mau dateng ke Indonesia dan apa iya PSSI mampu bayar pelatih sekelas Luis Milla. Well, waktu berjalan Luis Milla ngebuktiin bahwa dia emang pelatih kelas dunia.

Dimulai dari ujicoba-ujicoba yang dilakukan baik oleh Timnas Senior maupun Timnas U-22, disini keliatan banget Luis Milla lagi coba-coba semua pemain yang dia belum pernah temuin sebelumnya, hal ini menurut gw sih bagus karena semua pemain yang lagi di-scoutingbakal nunjukin kemampuan terbaiknya. Lain cerita kalo misalnya pelatih lokal yang jadi pelatih Timnas, pelatih lokal bakal punya kecenderungan tertentu untuk memilih pemain dan ini bakal jadi hal yang gak baik untuk perkembangan pemain-pemain muda yang punya talenta bagus, dari sinilah kemudian muncul istilah "pemain langganan" Timnas.

Dari sekian ujicoba yang udah dilakoni Timnas Indonesia dibawah asuhan Luis Milla, hasilnya sih bisa dibilang so-so lah,bahkan agak mengecewakan sih mengingat ekspektasi luar biasa dari suporter Timnas bahwa tim-nya Luis Milla ini bakal kasih permainan yang cihuy dan cetar membahana. Di awal, Timnas senior emang menang 3-0 lawan Malaysia di Maguwoharjo, terus seri lawan Puerto Rico. Timnas U-22 di pra piala Asia juga ngalamin nasib yang ga jauh beda bahkan Timnas U-22 mesti kalah 3-0 di laga awal lawan Malaysia, meskipun di laga akhir kita seri lawan Thailand dan sepertinya bisa menang kalo kondisi lapangannya lebih bagus. Tetapi, dari event pra Piala Asia ini udah mula terlihat sih game play dan kerangka tim yang diinginkan oleh Luis Milla.

Ujian berikutnya yang mesti dihadapi Luis Milla dan Timnas U-22 adalah SEA Games 2017, meskipun bukan ajang resmi FIFA dan gak akan mempengaruhi peringkat Indonesia di rangking FIFA, well SEA Games is SEA Games disini harga diri bangsa yang jadi taruhannya. Indonesia negara terbesar di Asia Tenggara pastinya gak mau kalah dengan negara lain di Asia Tenggara apalagi di urusan sepakbola. Ada yang bilang jadi juara umum SEA Games tanpa emas di sepakbola kayak sayur tanpa garam, hambar. Dengan sederet hasil yang biasa-biasa aja di uji coba Luis Milla dan Timnas U-22 dikasih target maha berat dari PSSI, kudu mesti wajib dapet Emas di SEA Games 2017.

Perjalanan timnas dimulai dengan melawan Thailand, skor berakhir dengan 1-1. di awal-awal babak pertama gw sempat hopeless liat permainan timnas. Apalagi gol Thailand ke gawang timnas diawali oleh blunder-nya Kurnia Kartika Aji. Gw mulai merasa timnas ini akan sama dengan timnas-timnas sebelumnya, gak punya visi permainan yang jelas. Tetapi di akhir babak pertama dan sepanjang babak kedua skema permainan timnas udah mulai keliatan, timnas udah mulai berani main umpan-umpan pendek dan through pass yang akhirnya menghasilkan pinalti usai Osvaldo Haay dilanggar di kotak 12 pas. Dari pertandingan ini udah terlihat sih menurut gw pola permainan yang di mau sama Luis Milla.


Pertandingan berikutnya melawan Filipina, pertandinan ini menurut gw jadi best offense scheme-nya Luis Milla sepanjang penyisihan grup. Indonesia berhasil menekan habis-habisan Filipina dan praktis Filipina cuma bisa ngandelin counter attack ngelawan Indonesia. Indonesia menang 3-0 dan gol Saddil Ramdani menurut gw layak jadi salah satu gol terbaik turnamen.

Ujian berikutnya adalah lawan Timor Leste, yak Timor Leste negara yang pernah jadi bagian republik dan akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri. Indonesia sebenarnya menguasai pertandingan, di awal babak pertama Indonesia udah unggul 1-0 lewat gol Marinus hasil crossing Septian David Maulana. Tapi lagi-lagi penyakit lama timnas balik, pemain timnas gampang banget di provokasi beberapa pemain kena kartu kuning, bahkan Evan Dimas harus absen melawan Vietnam karena akumulasi kartu kuning di pertandingan ini.

Ujian Maha Berat berikutnya adalah melawan Vietnam, Njirr dag dig dug cuynonton laga ini kayak naik histeria di Dufan. Absennya Evan Dimas memaksa Indonesia harus bermain agak bertahan dan menahan gempuran Vietnam di sepanjang pertandingan. Di pertandingan ini gw harus angkat topi, angkat sarung, angkat sendal sekalian kalo perlu buat 4 bek dan 2 kiper timnas yang sukses menahan gempuran Vietnam, baru kali ini gw liat timnas punya lini pertahanan yang solid dan kuat.


Pertandingan selanjutnya adalah laga hidup mati melawan Kamboja, yak Kamboja negara yang sering dibantai Indonesia di berbagai ajang. Di laga ini Indonesia wajib menang dengan selisih tiga gol kalo mau mulus melaju ke semifinal, ini dengan asumsi Thailand seri lawan Vietnam tetapi kalo salah satu ada yang menang maka berapapun skor kemenangan Indonesia VS Kamboja, Indonesia bakal otomatis lolos. Laga ini berjalan diluar prediksi semua orang, laga ini jadi laga berat buat timnas. Kamboja "parkir bus" di depan kotak penalti susah banget ditembus, di sisi lain Indonesia tampil dengan bebat yang berat, maennya gak lepas dan cenderung frustasi. Babak pertama harus berakhir 0-0.

Babak kedua Luis Milla mulai mengganti beberapa pemain, Ezra masuk gantiin Ricky Fajrin dan membuat timnas bermain dengan dua striker dengan formasi 3-5-2. Wow... gw amaze dengan formasi ini baru kali ini gw liat pelatih timnas berani main pake 3 bek dan hasilnya Ezra berhasil bikin gol pertamanya buat timnas disusul gol nya Febri Hariyadi yang indah dan pantes buat jadi salah satu gol terbaik turnamen. Dan sampailah Indonesia di semifinal melawan tuan rumah Malaysia karena di pertandingan lain Thailand berhasil sikat Vietnam 3 gol tanpa balas dan ini membuat Indonesia lolos ke semi final bareng Thailand. Satu hal yang gw sesali pada pertandingan ini adalah penyakit lama timnas yang gak pernah sembuh, tempramental, gambang banget di provokasi dan rusuh di akhir pertandingan. Akibatnya Indonesia harus kehilangan Hansamu Yama di semi final.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun