Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengikuti Riuhnya Pandangan tentang Covid dalam "Riuh"

29 Januari 2021   12:41 Diperbarui: 29 Januari 2021   13:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data per 22 Januari 2021 menyatakan bahwa ada 940.000 kasus bertambah di Indonesia, dengan kasus sebanyak 74 dinyatakan sembuh, dan 2.857 meninggal. Kasus Covid-19 yang masih terus tinggi di Indonesia mendorong pemerintah harus membuat media sosialisasi mengenai Covid-19 agar mudah dipahami oleh masyarakat umum. Hasilnya adalah pembuatan beberapa film pendek. Karena itu di tahun 2020, Komite Penanganan Covid-19 membuat beberapa film mengenai Covid-19, salah satunya berjudul Riuh.

Film yang disutradarai oleh Lola Amaria ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat di sebuah pemukiman kecil di perkotaan. Pemukiman ini dihuni oleh berbagai etnis, terdiri dari beberapa rumah petak yang saling berhadapan dan dindingnya saling menyambung. Antara satu rumah dengan rumah lainnya hanya dipisahkan oleh dinding separuh sehingga masih bisa melihat beranda antar rumah dan ruang tamu rumah sebelahnya. Setiap rumah memiliki halaman kecil didepan rumah yang dapat difungsikan untuk apapun.

Suatu hari ibu RT datang bersama petugas medis berpakaian APD mengumumkan akan melakukan tes swab karena ada salah satu warga yang positif Covid-19. Seketika saja keriuhan terjadi di pemukiman yang sudah riuh dengan banyaknya jumlah penduduk yang menghuni tiap petak rumah.  

Beberapa penduduk menolak untuk melakukan tes swab bahkan ada yang berusaha lari dari pemukiman tersebut, tapi berhasil dihentikan. Ibu RT juga berusaha membujuk penduduk yang menolak melakukan tes swab. Akhirnya tes swab berhasil dilakukan pada semua penduduk, dan penduduk juga disosialisasikan mengenai vaksinasi. Ternyata Ibu RT juga belum melakukan tes swab, dan film ditutup dengan dilakukannya tes swab kepada Ibu RT.

Karakter penduduk yang ada pada film ini berhasil menggambarkan para penduduk di Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis, dan sikapnya terhadap Covid-19 dan rencana vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah. Ada yang bersikeras bahwa Covid-19 tersebut tidak ada sama sekali, bahwa hal tersebut cuma hoax. Namun pada akhirnya runtuh setelah dinasehati oleh orang yang dituakan di kampung tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun