Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jalan Dharma dalam Perjalanan ke Barat di Film "Xuanzang"

28 Mei 2020   10:27 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:58 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Xuanzang sudah dalam keadaan sekarat ketika tiba-tiba kuda yang menemaninya membangunkannya, dan membawanya ke suatu danau dengan air yang jernih, tempat kuda-kuda liar minum.

Pada saat Xuanzang tiba di Nalanda, ternyata kedatangannya sudah ditunggu oleh biksu utama di tempat tersebut, yang bermimpi didatangi Buddha Maitreya, dan Manjusi mengatakan bahwa akan datang seorang biksu dari Timur, untuk mendalami ajaran Buddha di Nalanda, yang nantinya akan membawa ajaran Buddha kembali ke Timur dan menyebarkan secara luas disana. Xuanzang pun menghabiskan beberapa tahun di Nalanda sampai tiba waktunya dia merasa sudah cukup, dan kembali ke China.

Sebelum Xuanzang kembali ke China, Xuanzhang sempat menyelamatkan sepasang suami isteri yang dikutuk oleh pendeta Hindu, karena sebelumnya sang laki-laki mencintai sang perempuan dari kasta yang berbeda. 

Sang perempuan yang berasal dari kasta Brahmana pun diusir oleh keluarganya karena dianggap sudah ternoda dengan mencintai laki-laki dari kasta yang lebih rendah. 

Sejak itu si laki-laki pun memakai topeng, dan hanya bisa dibuka apabila kesalahannya sudah diampuni oleh si pendeta Hindu. Xuanzang pun datang menemui pendeta Hindu dan meminta pengampunan atas laki-laki dan perempuan tersebut. 

Sang pendeta mengatakan akan mengampuni apabila si laki-laki menyucikan diri di Sungai Gangga pada satu waktu tertentu. Keesokan harinya ketika Xuanzhang dan pasangan suami isteri itu sedang ke Sungai Gangga untuk menyucikan diri, tiba-tiba badai datang dan menenggelamkan satu kapal yang berisi rupang Buddha milik Xuanzang. Segera si laki-laki tersebut berenang dan menyelamatkan rupang tersebut, dan bersamaan dengan peristiwa tersebut, terbukalah topengnya. Xuanzang pun paham bahwa Buddha telah menyelamatkan mereka.  

Dari film ini, kita bisa lebih memahami ajaran Buddha. Cinta kasih, ketabahan, dan kesabaran merupakan hal utama dalam ajaran Buddha. 

Pada saat Xuanzang kehilangan arah dalam perjalanan ke Barat, hampir saja Xuanzang menyerah, namun terus diucapkannya doa-doa meminta perlindungan kepada Buddha, dan semangatnya kemudian tumbuh kembali. 

Buddha juga tidak membeda-bedakan manusia, tidak menyalahkan perbuatan manusia, tidak menghakimi apa yang sudah dilakukan manusia dan menerima sesuai dengan porsinya, tidak berlebih. 

Seperti ketika Xuanzang menolak diberi buah yang manis, dan besar oleh seorang perempuan, melainkan lebih memilih buah yang lebih kecil dan agak asam karena buah yang besar dan manis tersebut dapat dijual dan hasil penjualan akan lebih bermanfaat bagi kehidupan si perempuan.

Tidak hanya memahami ajaran Buddha, melalui film ini, keimanan kita untuk tetap berada di jalan dharma akan semakin menguat. Kelemahan hati, kesengsaraan, dan kesedihan hanyalah suatu fase dalam kehidupan yang harus dilalui saja, bukan untuk memperburuk kehidupan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun