Sinar lampu agak redup menyambut kami ketika kami membuka pintu kedai kopi tersebut. Kedai kopi yang terletak di sebelah mini market ini, tidak terlihat plangnya dari luar. Ketika sudah turun dari kendaraan, dan mulai memasuki halamannya, baru terlihat plang nama tempat ini. Wiji Kopi, nama kedai kopi yang kami masuki.
Kedai kopi ini sudah hampir 2 tahun lebih hadir di Kota Tegal, sebuah kota yang terkenal dengan Teh Pocinya. Karena itu menjadi hal yang unik, dengan hadirnya kedai kopi di kota ini. Dulunya hanya berupa kedai kecil, kemudian berpindah tempat, dan menjadi lebih besar, menempati bangunan satu tingkat.
Di kedai ini kita tidak hanya bisa memesan kopi, tetapi juga mencoba kopi dengan alat pembuat kopi yang beragam di kedai kopi tersebut. Tinggal kita memesannya kepada si barista yang merangkap sebagai pelayan. Selain itu, juga ada mesin pemasak biji kopi, yang hanya dipisahkan dalam ruangan berkaca, sehingga kita bisa melihat prosesnya. Pada saat kami datang, kebetulan salah seorang barista akan memasak biji kopi, jadi kami bisa melihat prosesnya. Ternyata ada seorang pelanggan kedai yang memesan biji kopi dalam jumlah cukup banyak, dan kedai ini memang tidak menyediakan banyak biji kopi yang sudah dimasak.
Biji kopi yang dipakai memang bukan berasal dari Tegal, karena tidak ada kopi yang berkualitas bagus untuk membuat minuman kopi berstandar internasional, namun tetap menggunakan biji kopi lokal, seperti Temanggung, Gayo, atau Kintamani.Selain minum kopi dengan berbagai gaya penyajian, dan biji kopi, kita juga bisa memesan hot chocolate atau cokelat panas, teh, dan makanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H