Perubahan mulai terlihat dari bagian depan kelas yang dihiasi dengan kerajinan hasil karya siswa yang terbuat dari botol bekas air mineral gelas yang dicat warna-warni, melukis tong sampah, membuat topeng dari bubur kertas, pemasangan spanduk tentang budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), kawasan tanpa rokok, menumbuhkan budaya malu, dan lain-lain. Â
Selain itu Ibu Hj Eti Herawati membuat Taman Mini Imun Booster Digital Berbasis QR Code yakni tanaman hias yang dibuat di samping bangunan lalu diberi label QR Code. Apabila pelajar menggunakan ponsel pintarnya dan memindai QR Code tersebut maka akan ada informasi tentang tanaman tersebut. Hal ini tentu sangat menarik sebagai sarana edukasi bagi siswa di sekolah tersebut.
Untuk kegiatan penumbuhan budi pekerti di sekolahnya, kepala sekolah dan guru menyambut murid yang datang ke sekolah dengan bersalaman, kegiatan upacara bendera, sholat berjamaah, Â kegiatan out door, kegiatan literasi dan ekskul pramuka.
Keterbatasan buku pelajaran dan tidak adanya perpustakaan tidak menyurutkan langkah ibu Hj Eti Herawati dalam inovasi di sekolah barunya tersebut. Dia membuat spanduk bertuliskan Perpustakaan Digiital yang dapat diakses oleh pelajar dengan menggunakan ponsel pinternya dan akses internet. Pelajaran dapat membaca buku pelajaran, modul, dan buku bacaan lainnya menggunakan QR Code yang ada di spanduk tersebut.
Tidak hanya itu, mading (majalah dinding) yang biasa diisi dengan karya dari pelajar, dibuat berbeda yakni MABAR singkatan dari Majalah Dinding Berbasis Augmented Reality. Dengan menggunakan ponsel pintarnya yang sudah diinstal aplikasi Vuforia, pelajar dapat belajar materi pelajaran layaknya melihat secara langsung. Beberapa materi tentang organ tubuh manusia seperti ginjal, jantung, dan lain-lain dapat dengan mudah dipelajari menggunakan Augmented Reality.
Kekurangan lagi-lagi bukan hambatan, di sekolah ini tidak ada Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru BK. Kekurangan tersebut disiasati oleh Ibu Hj Eti Herawati dengan membuat layanan E-Curhat (Elektronik Curhat) yakni layanan curhat berbasis Google Form dimana pelajar hanya memindai kode QR Code yang berisi formulir Google Form dan menuliskan permasalahan yang dihadapinya. Kepala Sekolah dan guru dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dengan anak didiknya di sekolah atau di rumahnya.