Ramadan 1441 Hijriah atau Tahun 2020 adalah bulan Ramadan yang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Bulan Ramadan kali ini dimana masyarakat dunia sedang dilanda pandemi Corona atau Covid-19.
Perbedaan Ramadan tahun ini diantaranya adalah himbauan pemerintah untuk belajar, bekerja, Â beribadah di rumah. Selain itu masyarakat dilarang mudik ke kampung halamannya masing-masing terutama untuk daerah yang zona merah, dan melarang masyarakat keluar rumah jika tidak ada keperluan. Â Â
Apalagi saya sebagai seorang guru, Ramadan kali ini sangat berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan perbedaannya sudah nampak sebelum memasuki bulan Puasa karena adanya pandemi corona ini.Â
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sudah mengumumkan untuk melakukan pembelajaran dari rumah sejak tanggal Senin 16 Maret 2020. Selain itu Mendikbud juga membatalkan Ujian Nasional tingkat SMP, SMA dan SMK sederajat di seluruh Indonesia.
Setelah itu ada perpanjangan belajar di rumah hingga 30 Mei 2020 dan kemungkinan diperpanjang lagi. Dengan demikian praktis bulan puasa dan lebaran libur tanpa ada kegiatan belajar mengajar. Itupun belum diketahui kapan masuk sekolah lagi. Tetapi yang pasti kelas 9 tahun pelajaran 2019/2020 Lulus tanpa Ujian Nasional karena nilai kelulusan berdasarkan nilai dari semester 1 hingga semester 5.
Tetapi dibalik musibah selalu ada hikmah, termasuk selama pandemi covid-19 ini : Â
Pertama, baru tahun ini saya sekeluarga kumpul di rumah sebelum bulan Puasa tiba. Biasanya kami bisa berkumpul dengna ketiga anak saya pada saat menjelang lebaran. Karena ketiganya sekolah dan pesantren di luar kota, tepatnya di Jombang Jawa Timur.
Kedua, bisa shalat berjamaah sekeluarga. Biasanya saya hanya berdua dengan isteri saja tetapi bulan Puasa kali ini bisa shalat berjamaah termasuk shalat tarawih bersama di rumah di tengah himbauan pemerintah untuk beribadah di rumah saja.
Ketiga, bisa mengaji bersama. Baru puasa tahun ini kami sekeluarga memiliki keinginan untuk bisa mengkhatamkan Al Quran. Caranya adalah dengan membagi setiap hari membaca 1 juz atau setiap hari kurang lebih membaca 4 halaman perorangnya. Ini salah satu harapan yang selama ini belum terwujud dan mudah-mudahan tahun ini bisa terwujud.
Keempat, lebih mengenal karakter anak. Selama ini karena jarang di rumah sehingga karakter anak pun tidak bisa dikontrol. Tetapi sejak adanya pandemick ini, saya dan isteri bisa mengetahui karakter anak-anak saya yang selama ini berada di lingkungan pesantren yang tidak memperbolehkan menggunakan gadget.
Kelima, banyak belajar dan berbagi. Kami di sekolah hanya kebagian jadwal piket itupun hanya 1 atau 2 hari dalam sebulan. Oleh karena itu banyak waktu luang yang dimanfaatkan untuk belajar lagi dengan orang lain yang lebih expert atau ahli, dan sesekali berbagi dengan orang lain dimana materi yang saya sudah kuasai seperti berbagi pengalaman tentang membuat soal online, membuat video pembelajaran menggunakan smartphone dan blogging.
Itulah beberapa perbedaan antara bulan Puasa tahun ini dengan bulan Puasa sebelumnya, dan harapan yang paling utama dari ibadah Puasa tahun ini semoga lebih baik dari tahun sebelumnya. Â Aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H