Malam minggu yang lalu, saya dengan isteri sengaja menyisihkan waktu untuk menghabiskan akhir pekan dengan jalan-jalan ke Kota Purwakarta. Saya sengaja tidak mau ribet dengan membawa kendaraan pribadi dengan berbagai risikonya.
Selain itu saya sudah mengetahui bahwa di Purwakarta sudah ada Grab Motor atau Grab Mobil, sehingga tidak terlalu khawatir jika mau bepergian atau jalan-jalan di Purwakarta. Seperti melihat Air Mancur Sri Baduga, makan malam di Caf atau tempat makan di sekitar taman air mancur tersebut.
Selepas maghrib, sekitar pukul 18.07 saya memesan Grab Mobil, dari MP Hotel Purwakarta menuju ke Situ Buleud. Karena masih ada saldo OVO maka saya menggunakan pembayaran secara non tunai tersebut.
Karena penasaran saya akhirnya menelepon nomor driver grab tersebut dan langsung diangkat. Â Si driver menjawab dia terjebak macet, padahal di aplikasi Grab seolah-olah sudah sampai di lokasi. Selang beberapa menit karena tidak datang-datang akhirnya saya menelepon kembali, tapi ternyata nomornya sudah dinonaktifkan.
Saya menjelaskan bahwa jumlah transaksinya tidak seberapa hanya Rp.15K tetapi saya tidak ingin gara-gara satu driver yang tidak jujur, berdampak negatif terhadap semua driver. Padahal masih banyak driver-driver Grab yang baik dan jujur.
Dia menyarankan kepada saya untuk melaporkan masalah tersebut melalui aplikasi Grab. Hingga akhirnya saya mencoba melakukan apa yang disarankan driver Grab Bike tersebut. Dengan mengetikan permasalah secara detil kepada pihak Grab.
Tidak berlangsung lama, dana saya yang diambil oleh driver Grab nakal tersebut akhirnya dikembalikan. Dan Pihak Grab akan memberikan tindakan kepada driver nakal tersebut, dari peringatan, training, non aktif sementara hingga dicabut keanggotaan sebagai mitra Grab-nya.