Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U-19 Indonesia Belum Berhasil tapi Harus Diapresiasi

13 Juli 2018   08:26 Diperbarui: 13 Juli 2018   08:44 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri pemain timnas U-19 Indonesia (Gambar Kompas.com)

Timnas U-19 Indonesia belum berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 2018 karena dalam laga semifinal melawan Malaysia tadi malam (12/07/2018) di Stadion Gelora Deltras Sidoarjo, timnas Indonesia kalah lewat drama adu penalti 3-4 atas Malaysia.

Timnas Garuda muda sebenarnya sudah menggebrak pertahanan Malaysia sejak peluit dibunyikan. Bahkan pada menit kedua setelah Saddil diganjal pemain Malaysia di kotak pinalti, dan Egy Maulana Vikri yang baru datang dari Polandia bisa menyarangkan gol ke gawang Malaysia, Indonesia unggul atas Malaysia 1-0.

Sorak sorai penonton yang ada di stadion dan di rumah pun bergemuruh setelah gol Egy Maulana Vikri. Tetapi sayang gol tersebut hanya bertahan sekitar 12 menit, setelah itu Malaysia bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui tandukan Syaiful Alias pada menit ke-14 lewat skema tendangan pojok.

Praktis setelah Malaysia bisa menyamakan kedudukan, pemain Malaysia lebih banyak bertahan dari pada menyerang. Berbeda dengan timnas Indonesia yang terus memborbardir pertahanan Malaysia melalui Saddil Ramdani, Egy, dan Witan Sulaaeman. Sayang hingga babak pertama berakhir kedudukan masih imbang 1-1.

Pada babak kedua, beberapa peluang di dapat para pemain Indonesia seperti Saddil Ramdani, Witan Sulaeman, dan Abimanyu silih berganti menyerang pertahanan Malaysia. Bahkan Egy Maulana hampir saja mencetak gol keduanya pada menit ke-65, sayang tendangannya melambung tipis ke atas gawang.

Todd Rivaldo Ferre mendapat peluang melalui tendangan bebas pada menit ke-77. Namun masih dapat ditangkap penjaga gawang Malaysia Muhammad Azri yang tampil baik pada pertandingan antara Indonesia dengan Malaysia tersebut.

Pada menit ke-88 Egy Maulana Vikri yang mulai terpincang-pincang ditarik oleh Pelatih Indra Sjafri dan digantikan oleh Hanis Shagara untuk menambah daya gedor permainan timnas Indonesia. Tapi sayang hingga babak kedua berakhir Indonesia masih imbang melawang Malaysia.

Peraturan ajang AFF U-19 memang tidak seperti Piala Dunia 2018, jika kedudukan masih imbang maka akan dilanjutkan dengan babak tambahan 2 x 15 menit. Tapi laga AFF U-19 ini jika masih imbang maka dilanjut dengan tendangan adu penalti.

Sayangnya tiga penendang timnas U-19 Indonesia gagal menyarangkan gol ke gawang Muhammad Azri yakni Witan Sulaeman, Firza Andika dan Hanis Shagara sehingga Indonesia kalah 3-4 dari timnas U-19 Malaysia.

Kegagalan ini tentu menyesakkan bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi kalau melihat perjuangan dari garuda muda ini, tentu kita harus mengapresiasi mereka.

Pertama, Pemain Indonesia pantang menyerah selama pertandingan. Timnas U-19 Indonesia pantang menyerah sepanjang pertandingan, ini terlihat dari pertandingan melawan negara mana pun. Timnas Indonesia selalu menyerang termasuk saat ketinggalan lebih dahulu melawan Filipina. Lihat saja pemain seperti Saddil Ramdani, Todd Rivaldo Ferre, Abimanyu, Witan, dan kawan-kawan tidak pernah lelah untuk menyerang. 

Kedua, Rela meninggalkan klub demi negaranya. Pemain timnas Indonesia hampir seluruhnya bermain di liga 1 Indonesia, hanya beberapa pemain yang belum memiliki klub. Bahkan Egy Maulana Vikri kini bermain di Lechia Gdanks Polandia rela meninggalkan klubnya menuju ke Indonesia dengan perjalanan yang sangat melelahkan tetapi dia tetap semangat membela tim merah putih.

Ketiga, Sopan dan patuh kepada pelatih. Tentu kita sering melihat pemain sepak bola yang marah-marah kepada pelatihnya saat ditarik keluar pada saat bermain. Tetapi pemain U-19 Indonesia hampir tidak ada yang marah kepada pelatihnya justru mereka salaman dan mencium tangan pelatihnya Indra Sjafri, suatu karakter yang harus dipertahankan hingga kapanpun karena ini adalah ciri khas dari orang Indonesia.

Maka kalau kita sebagai pendukung atau suporter yang memiliki hati tentu bukan mencari kambing hitam tetapi justru harus terus mendukung mereka. Karena melihat skill, kecepatan dan kekompakan dalam tim sudah baik tetapi timnas Indonesia belum beruntung.

Semoga keberuntungan akan berpihak kepada Indonesia di masa yang akan datang. Dan timnas Indonesia bisa membuat prestasi yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang ditunjukkan Mohamad Zohri  yang meraih medali emas nomor 100m putra pada Kejuaraan Dunia Junior Atletik U-20 di Tampere Finlandia dengan mencatatkan waktu tercepat 10,18 detik, Rabu 11 Juli 2018 lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun