Kedua, Rela meninggalkan klub demi negaranya. Pemain timnas Indonesia hampir seluruhnya bermain di liga 1 Indonesia, hanya beberapa pemain yang belum memiliki klub. Bahkan Egy Maulana Vikri kini bermain di Lechia Gdanks Polandia rela meninggalkan klubnya menuju ke Indonesia dengan perjalanan yang sangat melelahkan tetapi dia tetap semangat membela tim merah putih.
Ketiga, Sopan dan patuh kepada pelatih. Tentu kita sering melihat pemain sepak bola yang marah-marah kepada pelatihnya saat ditarik keluar pada saat bermain. Tetapi pemain U-19 Indonesia hampir tidak ada yang marah kepada pelatihnya justru mereka salaman dan mencium tangan pelatihnya Indra Sjafri, suatu karakter yang harus dipertahankan hingga kapanpun karena ini adalah ciri khas dari orang Indonesia.
Maka kalau kita sebagai pendukung atau suporter yang memiliki hati tentu bukan mencari kambing hitam tetapi justru harus terus mendukung mereka. Karena melihat skill, kecepatan dan kekompakan dalam tim sudah baik tetapi timnas Indonesia belum beruntung.
Semoga keberuntungan akan berpihak kepada Indonesia di masa yang akan datang. Dan timnas Indonesia bisa membuat prestasi yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang ditunjukkan Mohamad Zohri  yang meraih medali emas nomor 100m putra pada Kejuaraan Dunia Junior Atletik U-20 di Tampere Finlandia dengan mencatatkan waktu tercepat 10,18 detik, Rabu 11 Juli 2018 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H