Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Solusi Mengatasi Macet Saat Mudik Lebaran

7 Juli 2016   00:04 Diperbarui: 7 Juli 2016   12:02 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setiap tahun kemacetan terjadi dimana-mana pada saat menjelang dan sesudah lebaran. Memang tidak bisa dipungkiri setiap tahun jumlah kendaraan berbanding terbalik dengan panjang jalan. Sehingga pasti setiap tahunnya terjadi kemacetan dimana-mana saat musim mudik atu arus balik.

Tahun ini jalan tol di pulau Jawa semakin panjang bahkan sudah sampai Brebes Timur, tetapi lagi-lagi kemacetan terjadi setelah keluar dari tol bahkan terjadi hingga berjam-jam yang menimbulkan banyak korban jiwa. Semakin panjang jalan tol bukan semakin lancar malahan semakin macet setelah keluar dari tol.

Lantas haruskah setiap tahun terjadi kemacetan saat menjelang dan sesudah lebaran. Berikut ini ada pemikiran-pemikiran saya yang mungkin bermanfaat bagi para pemangku kebijakan di negeri ini :

Penjadwalan waktu bepergian. Salah satu hal yang mungkin menjadi alternatif agar tidak macet adalah penjadwalan waktu bepergian. Memang agak sulit karena waktu libur yang berbeda-beda tetapi ini untuk menghindari penumpukan di jalanan yang akan dilalui.

Sebagai contoh penduduk Jakarta terdiri dari 5 wilayah yakni Jakarta Barat, Utara, Timur, Selatan dan Pusat. Dibagi menjadi 5 hari Jakarta Barat mudik pada H-5 Lebaran, Jakarta Utara mudik pada H-4 Lebaran, Jakarta Selatan mudik H-3 Lebaran, Jakarta Selatan mudik pada H-2 lebaran dan Jakarta Pusat mudik H-1 Lebaran.

Begitu juga dengan pulangnya disesuaikan yang berangkat lebih awal pulang lebih awal misalnya Jakarta Barat kembali ke pada H+2 setelah lebaran, Jakarta Utara pulang pada H+3 setelah Lebaran, Jakarta Timur kembali ke Jakarta H+4 Lebaran,  Jakarta Selatan pulang pada H+5 setelah lebaran, dan Jakarta Pusat pulang pada H+6 setelah Lebaran.

Beberapa propinsi seperti Banten, Lampung, Palembang, Medan dan Propinsi lainnya tinggal disesuaikan. Karena mayoritas pemudik berasal dari kota-kota yang tersebar di Jawa Barat, Tengah, Yogya, Jawa Timur, Bali dan kota-kota lainnya di luar Jawa dan Bali.

Mengecek semua rambu-rambu dan lampu lalulintas. Agar tidak macet selama perjalanan, pemerintah melalui Departemen Perhubungan, Departemen Pekerjaan Umum, Kepolisian, dan instansi terkait dengan melaporkan kesiapan dari berbagai hal dari infrastruktur hingga hal-hal kecil untuk mengatur lalu lintas salah satunya mengecek keadaan semua lampu merah yang akan dilalui oleh pemudik.   

Mengecek lampu merah sangat penting karena beberapa lokasi yang lampu merahnya tidak berfungsi dengan baik termasuk waktu menyala yang tidak seimbang ada yang 90 deti, ada yang 30 detik dan yang lainnya membuat kemacetan dimana-mana.  Oleh sebab itu dibutuhkan lampu lalulintas dalam kondisi baik dan menyala teratur.

Mengurangi putar balik. Salah satu penyebab kemacetan adalah banyaknya warga atau pengendara yang memutar balik karena akan menyebabkan pengendara yang ada di belakang atau di jalur yang berbeda menjadi tersendat. Oleh sebab itu sebaiknya mengurangi putar balik sebelum Lebaran hingga setelah lebaran.   

Pemasangan CCTV terintegrasi dengan medsos. Beberapa ruas jalanan di kota besar dan daerah tertentu sudah dipasang CCTV. Selain itu sekarang ini banyak sekali akun media sosial yang menginformasikan tentang jalannya arus mudik dan balik.

Alangkah bijaknya jika pemerintah bekerjasama dengan akun-akun media sosial yang menginformasikan perjalan mudik tersebut agar mengupdate secara real time situasi atau pemantauan CCTV secara langsung melalui media sosial. Agar informasi tersebut segera sampai kepada setiap pengendara sehingga terhindar dari yang namanya kemacetan.

Jalur alternatif harus sama bagusnya dengan jalan utama. Saat ini jalur alternatif dianggap jalur biasa yang dibutuhkan saat terjadi kemacetan. Kondisi jalur alternatif tidak diperhatikan kondisinya sehingga orang enggan untuk melewatinya. Jika saja pemerintah dan pengelola jalan serta arus lalulintas tanggap maka jalan alternatif harus disiapkan secara matang dengan kondisi yang sama dengan jalan utama sehingga saat terjadi hal-hal seperti kecelakaan dan terjadi bencana maka jalan alternatif menjadi pilihan selain jalan utama.

Mengurangi pasar tumpah. Di Pulau Jawa banyak sekali pasar yang lokasinya dengan jalan raya. Sehingga sering terjadi kemacetan pada saat hari pasaran atau pada waktu menjelang lebaran. Oleh sebab itu pemerintah daerah setempat harus mengatur dan mengkondisikan agar pasar tersebut tidak mengganggu perjalanan para pemudik.  

Memperbaiki jalan yang rusak. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah jalanan yang rusak. Banyak pengendara yang mengurangi kendaraannya saat jalanan banyak yang rusak. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini departemen yang mengurusi jalanan berkomitmen untuk tidak ada jalanan yang berlubang atau rusak karena semakin banyak jalanan yang rusak maka akan semakin parah lalulintas di daerah tersebut.

Tidak parkir di bahu jalan. Pemerintah daerah bekerjasama dengan pemerintah desa dan kecamatan menghimbau warganya untuk tidak parkir di bahu jalan selama arus mudik dan arus balik karena dampaknya sangat besar untuk menghindari kemacetan.  

Penggunaan uang pas dan e-ticket di jalan tol. Nah bagi Anda yang akan menggunakan jalan tol sebaiknya menggunakan e-ticekt atau menggunakan uang pas saat pembayaran. Oleh karena itu ada alternatif selain pihak penyedia layanan jalan tol untuk jemput bola dengan mempersiapkan uang pas kepada pengemudi atau menggunakan e-ticket sehingga tidak perlu berlama-lama di depan pintu tol.

Jalan layang untuk setiap perlintasan rel kereta api yang ramai. Pembuatan jalan layang untuk jalan utama yang sering dilalui kereta api. Karena semakin sering kereta api lewat maka semakin panjang kemacetan yang ditimbulkannya.

Jembatan yang mulus dan tidak berlubang. Kalau kita lihat di jalur pantura beberapa jembatan banyak yang berlubang sehingga pengendara mencari jalan yang rata. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya kemacetan dan bisa berbahaya bagi pengemudi dan pengendara lainnya. 

Mungkin itulah pemikan-pemikiran saya agar di masa yang akan datang tidak terjadi lagi kemacetan sampai berhari-hari dan banyak menimbulkan korban jiwa. Mudah-mudahan pemikiran ini bermanfaat untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun