Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

LGBT, Valentine dan Televisi

14 Februari 2016   19:48 Diperbarui: 14 Februari 2016   20:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pelangi | Sumber Foto Nuryzi.com "][/caption]

Hari ini tanggal 14 Pebruari, banyak dari kalangan anak muda yang merayakan hari valentine atau kasih sayang. Mereka banyak yang menggunakan momen ini untuk berbagi bunga, coklat, atau yang lainnya. Walaupun budaya ini bukan berasal dari Indonesia tetapi saja ditiru oleh anak remaja zaman sekarang.

Melarang mereka untuk merayakan hari valentine bisa dibilang susah, karena mereka sudah terbawa arus perubahan zaman ditambah lagi hampir seluruh televisi nasional merayakan hari valentine dengan menyajikan berbagai acara yang berbau valentine, dari film-film romantis, kuis dan acara lainnya.

Televisi mau tidak mau mengubah pemikiran kalangan remaja, televisi mengubah adat dan kebiasaan suatu bangsa. Coba kita lihat berapa banyak anak-anak muda yang mengikuti gaya kebarat-baratan, berapa banyak anak-anak muda yang berperilaku menyimpang seperti orang bule dan masih banyak lagi lainnya karena melihat dari televisi.

Tradisi valentine pun banyak mengubah perilaku remaja kita. Mereka menganggap dengan adanya hari kasih sayang mereka boleh melakukan apa saja termasuk melakukan seks bebas, pesta minuman keras atau narkoba, bahkan melakukan seks menyimpang.   

Memang televisi tidak semuanya berisi informasi yang negatif tetapi terkadang justru menjadi inspirasi bagi penonton yang tidak memiliki kepribadian dan keimanan yang kuat. Banyak dari anak-anak muda yang justru terinspirasi dari pemberitaan televisi termasuk maraknya pemberitaan tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).  

Banyak orang awam yang tadinya tidak tahu jadi tahu tentang LGBT setelah pemberitaan di media televisi. Di beberapa kota dunia bahkan sudah melegalkan pernikahan sesama jenis. Dan kini banyak dari kalangan remaja yang merasa senasib ingin mendeklarasikan keberadaan LGBT di Indonesia.

Tetapi adat, hukum dan agama di Indonesia tidak seperti di negara-negara lain. Masih banyak orang awam yang sadar bahwa jika melegalkan pernikahan sejenis akan berakibat hilangnya generasi penerus. Karena mereka tidak akan memiliki keturunan atau anak. Selain itu tidak sesuai dengan agama yang dianut oleh mayoritas orang di Indonesia.  Dan Hukum di Indonesia belum mengizinkan pernikahan sesama jenis dilaksanakan di negara ini.

Mereka yang kuat agamanya tentu tidak menginginkan negaranya akan di azab dengan berbagai bencana karena masyarakatnya banyak yang melakukan penyimpangan seksual. Mereka selalu diingatkan dengan kisah Nabi Luth yang mayoritas umatnya homoseksual dan lesbian, akhirnya di azab oleh Allah dengan gempa bumi yang maha dahsyat.

Mereka melakukan hal tersebut karena berbagai faktor, ada yang karena sakit hati, ada yang karena melihat ibunya yang selalui disakiti oleh bapaknya, faktor ekonomi, faktor bawaan dan lain sebagainya sehingga mereka berperilaku menyimpang.

Tetapi saya dan juga Anda sadar, bahwa mereka diciptakan berbeda. Ada beberapa orang (LGBT) ingin hidup secara normal, tetapi secara fisik mereka bergaya seperti jenis kelamin yang berbeda. Selain itu mereka juga menyukai sesama jenis.

Kita sebaiknya jangan menjauhi mereka, mari kita bicara dengan hati agar mereka bisa berubah seperti manusia pada umumnya. Terutama mereka yang ingin kembali ke jalan yang benar. Karena hati manusia itu gampang sekali dibolak-balikkan. Mereka butuh perhatian dari saudara, keluarga dan juga teman-temannya.

Saya yakin sekali mereka juga ingin kembali hidup normal sesuai kodratnya. Untuk itu cara yang ampuh untuk mengobati mereka adalah menuntunnya kembali secara perlahan untuk menuju jalan yang benar yang diridhai oleh Allah SWT.  Jika mereka tidak bisa kembali ke jalan yang benar kita harus ingat bahwa kita lahir ke dunia sesuai dengan takdirnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun