[caption caption="City Branding"][/caption]
Saat ini kita sudah sangat ketergantungan dengan mesin pencari yang bernama Google. Dari mulai mencari pengertian kata, mencari gambar, mencari barang dan jasa, bahkan ketika kita tidak bisa mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) anak pun kita mencarinya menggunakan Google.
Sangat pentingnya mesin pencari seperti Google membawa dampak yang baik atau buruk bagi seseorang, atau suatu kota, bahkan suatu negara. Banyaknya orang yang membuat tulisan di berbagai media online dan media sosial akan mempengaruhi mesin penelesur tersebut.
Kecelakaan kecil yang berdampak sangat besar bagi suatu kota bisa diawali dari tulisan media sosial, kemudian diperbesar oleh pemberitaan media online, sehingga mesin penelusur seperti Google akan mengakumulasikan menjadi sesuatu yang besar. Ditambah lagi banyaknya pengguna yang mencari kata tersebut membuat pencarian kata tersebut semakin berjaya diposisi teratas.
Sebagai contoh image kota Cirebon yang selama ini melekat yakni Cirebon Kota Udang, Cirebon Kota Wisata, Cirebon Kota Wali, Cirebon Kota Budaya tergantikan oleh Cirebon Kota Tilang. Ini tentu bukan tanpa sebab, karena banyak pengguna media sosial yang kecewa terhadap ulah oknum polisi yang menilang sepeda motor atau mobil kemudian diperbesar oleh media online menggunakan kata tersebut maka bergantilah city branding kota Cirebon tersebut menjadi Kota Tilang.
City Branding adalah upaya dari satu kota (pemerintah dan masyarakatnya) untuk mencitrakan kotanya agar lebih dikenal lagi di ranah regional maupun global tapi dalam hal yang positif. City branding bisa dilakukan di dunia nyata dan dunia maya.
Masyarakat menjadi penentu dari City Branding tersebut. Semakin banyak orang yang puas dengan pelayanan publik dari kota tersebut maka akan semakin banyak citra positif dari kota tersebut. Semakin banyak orang yang kecewa dengan pelayanan publik dari kota tersebut maka semakin buruk pula citra dari kota tersebut.
Sebagai seorang blogger dan pengguna media sosial tentu harus bijak menggunakan kata-kata terutama akibat yang ditimbulkannya sehingga city branding dari kota tersebut menjadi buruk. Karena dampaknya sangat fatal menyangkut kehidupan orang banyak.
Dari dampak media sosial dan media online yang mengatakan Cirebon Kota Tilang, semakin banyak wisatawan domestik yang enggan pergi ke kota Cirebon karena takut ditilang terutama pengendara yang menggunakan sepeda motor atau mobil berplat non E. Â
Ini bisa berdampak dengan turunnya pengunjung ke hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Dengan berkurangnya pendapatan akan berdampak pula pada kesejahteraan masyarakatnya bahkan bisa berdampak yang lebih fatal seperti pengurangan tenaga kerja bahkan mungkin hingga PHK.
Oleh karena itu ayo kita cek city branding kota kita masing-masing. Apakah banyak citra negatifnya atau banyak citra positifnya. Jika banyak negatifnya berarti tugas kita para penggiat onliner untuk menggantinya menjadi citra positif. Memang tidak mudah untuk mengubahnya tetapi jika ada kemauan dari semua pihak pasti kita akan bisa untuk mengubahnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H