Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berwisata Rohani ke Makam Mantan Presiden Republik Indonesia ke-4

1 Januari 2016   22:28 Diperbarui: 2 Januari 2016   19:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gerbang Utama Makam Gus Dur"][/caption]Berwisata tidak harus ke tempat-tempat yang indah dan menyenangkan tetapi juga bisa ke makam para orang tua, Wali, Nabi atau para ulama dan umaroh (Pemimpin). Manusia sesekali membutuhkan wisata rohani agar hidup kita seimbang tidak selalu mementingkan duniawi.

Mumpung sedang liburan di Kabupaten Jombang Jawa Timur, saya dan keluarga memanfaatkannya untuk berwisata rohani ke Mantan Presiden Republik Indonesia Ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur.

Makam yang terletak di Kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng Desa Tebu Ireng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Jawa Timur setiap hari selalu ramai dikunjung warga yang berziarah ke makamnya. Apalagi beberapa hari ini bertepatan dengan khaul Gus Dur yang ke-6, makam mantan Presiden R.I ke-4 ini selalu ramai dikunjungi termasuk pejabat pemerintah seperti Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla.

Kompleks pemakaman ini sekarang sudah mulai dibenahi dari, tempat parkir, gedung utama hingga ke tempat berziarahnya. Mengingat setiap hari banyak warga dari berbagai daerah tidak hanya umat Islam tetapi warga yang berbeda agama pun banyak yang berkunjung ke makam Gus Dur yang terkenal dengan pluralismenya itu.

[caption caption="Waktu ziarah yang dilarang ke Makam Gus Dur"]

[/caption]

Sebelum berkunjung ke makam Gus Dur sebaiknya Anda mengetahui waktu berziarah di makam ini. Mengingat makam ini bersebelahan dengan pondok pesantren di mana waktu-waktu tertentu mereka beribadah dan belajar mengaji. Makam Gus Dur dibuka mulai Pukul 07.00 – 16.00 kemudian dibuka kembali pukul 20.00 hingga 03.00 WIB.

[caption caption="Lorong Menuju Makam Gus Dur"]

[/caption]

Setelah memasuki gerbang utama, Anda akan memasuki lorong untuk menuju ke kompleks pemakaman tersebut. Di sisi kanan dan kiri terdapat toko-toko yang menjajakan berbagai merchandise atau oleh-oleh untuk kenang-kenangan. Selain itu terdapat pula maket pengembangan dan penataan pemakaman Gus Dur.

Jika Anda ingin memasuki pemakaman tetapi belum bersuci, di ujung lorong ini terdapat tempat wudhu. Sehingga Anda masuk ke kompleks pemakaman dalam keadaan suci dan bersih serta memiliki wudhu agar do’a-do’a yang kita panjatkan untuk mereka dikabulkan oleh Allah SWT.  

[caption caption="Kompleks Makam Gus Dur "]

[/caption]

Kompleks pemakaman ini sebenarnya bukan hanya makam Gus Dur tetapi juga makam kakeknya Gus Dur yakni K.H. Hasyim Ashari (Pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng yang juga Pahlawan Nasional).

Selain itu ada pula ayahnya Gus Dur yakni K.H. A. Wahid Hasyim yang juga dikenal sebagai Pahlawan Nasional. Di kompleks ini juga, selain mereka bertiga ada banyak makam keluarga dan kerabatnya yang lain. Untuk mengenang dan mengenal mereka, pengelola mengabadikannya dalam sebuah prasasti yang ada di sekitar pemakaman ini.

[caption caption="Nama-nama yang dimakamkan di Kompleks Tebu Ireng"]

[/caption]

Disekitar pemakaman ini terdapat pendopo yang digunakan untuk peziarah untuk mengaji dan memanjatkan do’a-do’a untuk para arwah yang ada di makam ini. Jika peziarah membludak jumlahnya maka pihak pengelola sudah menyiapkan tempat khusus di lantai dua yang menghadap ke makam.

Waktu-waktu yang paling banyak didatangi oleh peziarah mengunjungi kompleks pemakaman Gus Dur biasanya pada saat malam Jum’at Kliwon, Hari Minggu, Bulan Maulid, Bulan Suro (Muharam) dan pada saat Khaul Gus Dur.

[caption caption="Tempat Peziarah Mengaji "]

[/caption]

Di sekitar Pemakaman Gus Dur ini, sekarang menjadi tempat mengais rejeki para pedagang yang notabenenya adalah masyarakat yang ada di sekitar pemakaman, selain itu banyak warga yang kebanjiran rejeki sebagai tukang parkir mobil dan bus, menyewakan rumahnya untuk tempat parkir sepeda dan sepeda motor, tempat menginap dan lain sebagainya.

[caption caption="Pedagang dan penitipan sepeda di sekitar makam Gus Dur"]

[/caption]

Maka tidak heran kalau ada yang bilang “seorang alim ulama bermanfaat tidak hanya pada saat hidupnya saja, tetapi saat sudah meninggal pun masih bisa memberi manfaat untuk orang lain”. Sekarang pertanyaan terbesar dalam diri kita adalah “Mampukah kita bermanfaat bagi orang lain selama hidup atau sesudah kita tiada?”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun