Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Solusi yang Inovatif dan Inovasi yang Solutif

24 Desember 2015   08:40 Diperbarui: 24 Desember 2015   13:50 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tumpukan Sampah"][/caption]Kita mungkin masih ingat dengan pelajaran IPS (ilmu Pengetahuan Sosial) sewaktu duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).  Suatu negara dikatakan negara maju karena rakyatnya memiliki kesejahteraan dan kualitas hidup yang tinggi.

Untuk menjadi negara maju, maka suatu negara harus memiliki ciri-ciri tertentu yakni pertanian, peternakan dan perikanannya untuk industrialisasi, aktivitas perekonomiannya menggunakan sarana dan prasarana modern, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih, pendapatan rata-rata penduduknya tinggi, tingkat pendidikan dan ketrampilan warganya yang tinggi, masyarakatnya mandiri, tidak bergantung pada alam, tingkat pertumbuhan penduduknya rendah, angka harapan hidupnya tinggi, serta intensitas mobilitasnya tinggi.

Negara kita Indonesia masih disebut negara berkembang belum sebagai negara maju, karena untuk menjadi negara maju harus memenuhi sebagian besar dari ciri-ciri sebagai negara maju. Salah satunya adalah aktivitas perekonomian menggunakan sarana dan prasara modern termasuk infrastruktur di Indonesia seperti jalan raya, jembatan, saluran air, perumahan dan lain sebagainya.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia mempunyai segudang permasalahan terkait masalah infrastruktur seperti kemacetan, banjir, dan sampah. Permasalahan ini tidak semata dibebankan kepada pemerintah tapi harus ada peran serta warga dalam mengatasi segala permasalahan ini.

Berikut ini solusi yang inovatif dan inovasi yang solutif :

Pertama untuk mengatasi permasalahan kemacetan solusinya adalah :

(Foto Kompas.com)

Pengadaan transportasi masal yang murah, nyaman, aman dan tepat waktu. Saat ini masyarakat membutuhkan transportasi masal yang murah, nyaman, aman dan tepat waktu sehingga warga tidak harus menggunakan kendaraan pribadi untuk berangkat ke kantor, sekolah, kuliah atau tempat aktivitasnya masing-masing.

Transportasi terintegrasi. Selain transprotasi masal, kota-kota besar juga membutuhkan transportasi yang terintegrasi dengan kereta api atau kendaraan antar satu daerah dengan daerah yang lain sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang atau keterlambatan transportasi masal tersebut.

Peningkatan kesadaran berlalulintas. Kemacetan juga diakibat kurang sadarnya masyarakat kita dalam berlalulintas serta tidak menghargai antara satu pengendara dengan pengendara yang lain, mereka ingin menang sendiri dan alasan terburu-buru atau takut terlambat. Akibatnya kemacetan terjadi di setiap jalan dan setiap saat.

Pembuatan jalan layang di setiap perlintasan kereta api. Simpul kemacetan biasanya terjadi saat kereta api lewat terutama di sekitar perlintasan kereta api. Selain itu sering terjadinya kecelakaan tabrakan kereta api dengan kendaraan yang melintas di perlintasan kereta api oleh sebab itu sebaiknya pemerintah membuat jembatan layang di setiap perlintasan kereta api yang sering terjadi kemacetan.  

Segera Memperbaiki Jalan yang rusak. Salah satu penyebab dari kemacetan adalah jalanan yang rusak. Untuk itu peran serta warga dalam menyampaikan informasi kerusakan jalan, genangan air di mana pun berada sangat penting terutama untuk ditindaklanjuti oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, salah satunya dengan menggunakan Aplikasi Jalan Kita yang sudah bisa diunduh pada perangkat Android dan iOS.

Mengurangi lampu merah. Kemacetan juga diperparah dengan banyaknya lampu merah yang menyebabkan kendaraan sering terhenti di perempatan jalanyang mengakibatkan kemacetan yang sangat panjang. Solusinya adalah menggunakan sistem belok tanpa memotong jalan sehingga kendaraan tidak berhenti di perempatan gara-gara ada lampu merah.

Kedua untuk mengatasi masalah banjir solusinya adalah :

Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke tempat-tempat yang mengalirnya air seperti sungai, selokan atau saluran air lainnya.

Membuat biopori. Masyarakat juga diharapkan membuat biopori-biopori di sekitar tempat tinggalnya. Biopori ini sangat bermanfaat untuk resapan air ke dalam tanah. Sehingga air cepat masuk ke tanah dan tidak menyebabkan genangan air yang lama.

Membersihkan selokan air secara berkala. Membersihkan selokan air sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan datang dan dilakukan secara berkali. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Agar pasa saat musim hujan datang air bisa mengalir dengan baik.

Tidak memplester halaman dengan semen. Selain itu masyarakat juga diberikan pengarahan untuk tidak memplester bagian halaman rumah atau sisi rumahnya karena air hujan tidak bisa terserap oleh tanah. Sebaiknya masyarakat menggunakan paving blok agar air masih tetap bisa masuk ke dalam tanah.

Flood Early Warning System.  FEWS adalah program open sources yang dikembangkan oleh Deltares‐Belanda. Pengembangan FEWS di Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintahan Indonesia yang diwakili oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air dan BMKG, serta pemerintahan Belanda yang diwakili oleh Deltares dan KNMI. Keuntungan DELFT‐FEWS ini adalah dapat dihubungkan ke aplikasi apapun, menggunakan data eksternal (Satelit, Radar, Telemetri), dapat dengan mudah untuk melakukan peramalan dan memiliki kinerja data secara spasial dan temporal sehingga kejadian banjir kiriman dari daerah lain bisa diketahui secara real time.

Membuat Sodetan air. Untuk menghindari banjir di satu titik, pemerintah dan warga yang daerahnya sering terjadi banjir harus bahu membahu dengan membuat sodetan air. Dengan pembuatan sodetan air maka sungai besar yang airnya melimpah pada saat musim hujan akan terbagi ke sodetan-sodetan atau sungai-sungai kecil.   

Ketiga untuk mengatasi masalah sampah solusinya adalah

Memilah-milah sampah. Sebelum dibuang ke tempat sampah ada baiknya sampah tersebut dipilah-pilah, mana yang termasuk sampah organik, sampah anorganik dan sampah berbahaya. Sampah organik tersebut kemudian di masukan ke dalam komposter. Komposter sendiri adalah produk dari produk unggulan dari Balitbang PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

Penggunaan Tungku Sanira. Tungku Sanira merupakan teknologi dalam pengelolahan sampah dengan sistem pembakaran tanpa minyak dengan suhu hingga 800 derajat dan melalui proses filter asap. Gas yang dihasilkan dari pembakaran ini akan ditangkap dengan sistem water spray sehingga CO2 tidak keluar ke udara sehingga tidak merusak lingkungan dan manusia.

Memanfaatkan sampah menjadi karya seni. Banyak sekali barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi tetapi bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi barang-barang bernilai seni tinggi bahkan bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Seperti membuat tas dari bungkus kopi, atau deterrjen, membuat lukisan dari benda-benda tidak terpakai dan lain sebagainya.

Mudah-mudahan dengan solusi dan inovasi tadi bisa membuat Indonesia lebih aman, nyaman, sehat dan sejahtera. Sehingga negara Indonesia menjadi negara maju bukan hayalan belaka tetapi menjadi realita.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun