Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemandirian Energi Berawal Dari Peran Serta Pendidik dan Pelajar

12 Desember 2015   13:54 Diperbarui: 18 Desember 2015   22:36 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain pemerintah tentu alangkah lebih bijaknya adalah peran serta masyarkat untuk bisa mengatasi masalah-masalah kelangkaan sumber energi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan peran serta pendidik dan pelajar di Indonesia.

Berikut peran serta pendidik dan pelajar untuk menjaga kemandirian energi di Indoensia :


Pembangkit Listrik Tenaga Angin
  1. Mencari energi alternatif selain bahan bakar minyak dan gas bumi. Pemerintah dan Pertamina terus mendorong para peneliti dari perguruan tinggi dan sekolah-sekolah untuk mencari energi alternatif untuk pengganti bahan bakar minyak dan gas bumi. Beberapa sekolah di Indonesia sebenarnya sudah bisa menciptakan berbagai alat tepat guna seperti sepeda motor dengan bahan bakar air yang dibuat oleh anak-anak SMK Negeri 1 Sukra Indramayu sebagai pengganti BBM. Jika menggunakan teknologi ini niscaya semua penggunaan bahan bakar dan minyak bumi akan berkurang, dan kita bisa berhemat ratusan bahkan milyaran dengan menggunakan teknologi ini. Sementara itu pelajar dari sekolah lainnya yakni SMK Muhammadiyah Haurgeulis sudah bisa menciptakan Pembangkit listrik tenaga angin untuk memenuhi kebutuhan satu rumah dengan biaya pembuatan hanya sekitar 6-7 jutaan. Jika ini diterapkan maka semakin banyak warga yang bisa menikmati aliran listrik walaupun lokasinya terisolir dari daerah lain yang sudah memiliki jalur PLN.
  2. Mengajak pendidik dan pelajar menggunakan sepeda. Selain menyehatkan, bersepeda juga dapat menghemat bahan bakar minyak dan gas bumi agar persediaannya tidak cepat habis. Selain itu dengan menggunakan sepeda, dapat mengurangi pencemaran udara yang semakin hari semakin pekat dan merusak lingkungan dan juga kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan-tumbuhan.
  3. Menggunakan kendaraan hemat BBM (Bahan Bakar Minyak). Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk menggunakan sepeda, sebaiknya menggunakan sepeda motor atau kendaraan yang hemat BBM dan ramah lingkungan. Hindari menggunakan sepeda motor atau kendaraan yang boros BBM karena dengan demikian sama halnya kita membantu untuk menghabiskan sumber energi.
  4. Mensosialisasikan naik bus atau kendaraan umum. Pendidik dan pelajar disarankan untuk menggunakan bus atau kendaraan umum saat berangkat dan pulang dari sekolah khususnya di daerah perkotaan. Sementara untuk di daerah pedesaan bisa memanfaatkan angkutan pedesaan. Jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi yang harus mengeluarkan BBM dan biaya lebih mahal maka menggunakan bus atau kendaraan umum adalah alternatifnya.
  5. Penjelasan Tentang Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Masyarakat awam saat mendengar daerahnya akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pasti akan menolaknya dengan mentah-mentah. Padahal jika dikelola dengan baik dan benar, PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) bisa menghasil energi yang sangat besar dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas. Untuk itu peran serta pendidik sangat penting untuk menjelaskan manfaat dari tenaga nuklir untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat bukan hanya untuk memusnahkan masyarakat.
  6. Memanfaatkan Sampah dan limbah untuk energi rumah tangga. Sampah atau limbah dari pertanian, peternakan bisa diolah untuk mendapatkan energi yang bisa digunakan untuk masyarakat. Pendidik bersama pelajar bersama-sama mengolah limbah dan sampah tersebut digunakan sebagai energi terbarukan. Sebagai contohnya adalah penggunaan kotoran ternak sapi yang bisa digunakan untuk bahan bakar pengganti gas.

Mudah-mudahan dengan hal-hal kecil tersebut bisa mengubah energi dunia, agar anak cucu kita kelak masih bisa menikmatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun