Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ditinggal Ayah sejak Kecil

16 September 2014   04:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:34 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah bu kalau kondisinya seperti ini saya akan memberikan kelonggaran kepada anak ibu untuk tetap sekolah walaupun mungkin sering izin. Demikian ucap saya memberikan solusi terbaik kepada ibunya. Lalu saya pun bertanya kepada si anak “kamu masih mau sekolah di SMP Negeri”, dia pun menjawab “mau pa.. saya ga mau sekolah di SMP Terbuka tapi pengen tetap sekolah di SMP Negeri”.

Mendengar jawaban tersebut kemudian saya mengiyakan agar si anak tetap sekolah. Melihat kondisi seperti itu saya mengambil beberapa gambar foto ibunya yang terbaring sakit tersebut lalu mengunggahnya di jejaring sosial. Melihat foto-foto tersebut banyak teman-temannya yang iba untuk membantu kondisi keluarga tersebut.

Kemudian saya bertanya sedikit kepada ibunya mengenai ayahnya. Dimana ayanya sekarang bu?, Dia menjawab “anak ini sudah ditinggal ayahnya sejak masih SD, ketika itu ayahnya pergi ke Sumatera tetapi kabar terakhir dia sudah menikah lagi dan mempunyai anak dengan isteri barunya. Sejak saat itu sang ayah tidak pernah menengok anaknya lagi hingga sekarang.

Mendengar penjelasan tersebut, hati saya semakin tidak karuan karena kalau kejadian ini menimpa diri saya, belum tentu saya tegar menghadapi kehidupan ini. Tetapi siswi ini terlihat begitu tegar menerima kenyataan hidupnya.

Keesokan harinya saya meminta petugas OSIS untuk menggalang dana untuk berobat ibunya siswi tersebut. Tidak disangka dari sumbangan teman-temannya dan alumni di jejaring sosial terhimpun dana hingga jutaan rupiah. Uang tersebut kemudian saya serahkan kepada orang tuanya secara langsung. Saya menjenguk ibu dan siswi tersebut bersama teman-temannya agar mereka bisa memotivasi siswi tersebut untuk sekolah lagi.

Ibunya dengan nada lirih mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuan dari teman-temannya, semoga amalnya diganti dengan yang lebih besar dan diterima oleh Allah SWT. Lalu saya pun mengamininya.

Seperti biasa saya pun menceritakan keadaan siswi tersebut kepada guru-guru yang lain, ternyata ada salah satu guru yang memberi perhatian lebih. Lalu dia berkata “pa saya akan nyumbang buat dia uang jajan setiap minggunya” mendengar pernyataan guru tersebut saya mengucapkan terima kasih.

Uang jutaan tersebut katanya digunakan untuk berobat ke dokter, dan tukang pijat agar penyakit strokenya segera sembuh tapi berita buruk datang saat liburan sekolah, ibunya yang sakit stroke tersebut dipanggil oleh Yang Maha Pencipta. Sayangnya berita kematian ibu siswi saya tersebut tidak sampai ke telinga saya yang waktu itu memang sedang berlibur di tempat isteri saya di Puncak.

Rupanya Allah SWT punya rencana tersendiri untuk siswi saya tersebut. Ibunya yang selama ini dirawatnya harus meninggalkan dia. Kini murid saya tersebut hidup dengan nenek dan kakaknya, mereka pun hidup apa adanya.

Sekarang dia ke sekolah mendapat uang jajan dari kakak dan neneknya. Beruntung di sekolah masih ada orang-orang yang menyayanginya. Rekan guru yang waktu saya menjadi wali kelasnya sampai saat ini masih memberikan uang jajan kepada siswi tersebut setiap minggu. Guru yang lain juga memberikan bantuan dengan memberikan buku LKS secara gratis kepada siswi tersebut.

Mudah-mudahan dia kelak menjadi anak yang berprestasi dan bisa menghidupi dirinya sendiri, saudaranya dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Amiiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun