Sebagai bukti, banyak ditemukan lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai dengan bidang ilmu yang ditempuh (lulusan Fakultas Hukum bekerja di bank sebagai Teller, atau lulusan Fakultas Pertanian bekerja di pabrik sebagai admin).
Melonjaknya permintaan untuk dapat menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi menyebabkan banyak Perguruan Tinggi yang dibuka untuk dapat memenuhi permintaan dari calon-calon mahasiswa.
Akan tetapi, banyaknya Perguruan Tinggi yang dibuka serta ketatnya persaingan antar Perguruan Tinggi menyebabkan banyak Perguruan Tinggi yang mengabaikan kualitas pendidikan dan lebih menawarkan kemudahan dalam memperoleh ijazah ini.
Tawaran kemudahan dalam memperoleh ijazah inilah yang berefek pada mutu kualitas pendidikan tinggi kita yang rendah.
Yang justru melahirkan lulusan-lulusan Perguruan Tinggi yang instan, tak mempunyai kompetensi keilmuan pendidikan tinggi, serta hanya melahirkan intelektual "cepat saji" asalkan dapat ijazah.
Jika demikian terus kita lakukan (baik oleh akademisi dan mahasiswa) maka kita hanya tinggal menunggu matinya intelektualitas mahasiswa di Indonesia.
Semoga hal ini tak terjadi......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H